Berita

Pemakaman massal korban pembantaian sebuah desa/Net

Dunia

Pemerintah Mali Revisi Jumlah Korban Jiwa Pembantaian Desa, Dari 95 Menjadi 35

KAMIS, 13 JUNI 2019 | 06:49 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Jumlah korban jiwa dalam sebuah pembantaian di sebuah desa di Mali bagian tengah direvisi otoritas setempat pada Rabu (12/6), dari semula 95 orang menjadi 35 orang.

Pemerintah Mali dalam sebuah pernyataan mengatakan, di antara korban jiwa tersebut, 24 di antaranya adalah anak-anak.

Sementara itu, enam orang telah ditahan untuk menjalani pemeriksaan rutin.

Diketahui bahwa orang-orang bersenjata pada Minggu malam (9/6) mengepung desa Sobane Da, di daerah kantong Dogon. Menurut para korban selamat, pria-pria bersenjata itu membunuh penduduk setempat dan memmbakar rumah-rumah dalam serangan selana tujuh jam.

Pemerintah awal pekan ini kemudian merilis jumlah korban tewas mencapai 95 orang dan 19 lainnya menghilang.

Angka itu didasarkan pada informasi awal dari tentara dan walikota yang mengunjungi desa, yang juga dikenal sebagai Sobane-Kou.

Tetapi pada Senin malam (10/6) ada keraguan dari banyak pihak akan jumlah tersebut. Jumlahnya pun akhirnya direvisi.

"Jumlah ini didasarkan pada perhitungan yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari pejabat dari pasukan perlindungan sipil (Mali), dokter forensik (dan) jaksa penuntut umum wilayah Mopti," kata pernyataan pemerintah pada Rabu (12/6), seperti dimuat AFP.

Sekitar seratus wanita telah berhasil melarikan diri ke desa Koundo, dan ini adalah salah satu penyebab kebingungan dala penentuan jumlah korban jiwa.

Kekerasan etnis di Mali tengah melonjak setelah kelompok jihad Fulani yang didominasi oleh pendeta Amadou Koufa muncul pada tahun 2015.

Pada 16 Mei, misi penjaga perdamaian PBB di Mali, MINUSMA, mengumumkan telah mencatat setidaknya ada 488 kematian dalam serangan terhadap Fulani di wilayah tengah Mopti dan Segou sejak Januari 2018.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya