Berita

Pertemuan pengacara ABC dengan perwakilan AFP/ABC

Dunia

Polisi Federal Usut The Afghan Files, Kebebasan Pers Australia Terancam

SABTU, 08 JUNI 2019 | 12:43 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kebebasan pers di Australia terganggu oleh tindakan hukum Polisi Federal Australia (Australian Federal Police/AFP).

Hari Rabu lalu (5/6), petugas AFP menggeledah markas kantor media Australian Broadcasting Corporation atau ABC di Sydney, lebih dari delapan jam.

Penggeledahan itu berkaitan dengan pemberitaan tahun 2017 yang dinamakan "The Afghan Files".


Afghan Files merupakan karya jurnalistik wartawan investigasi ABC, Dan Oakes dan Sam Clark. Isinya mengungkap kisah pembunuhan dan pelanggaran hukum oleh pasukan khusus Australia di Afghanistan.

Artikel itu ditulis berdasarkan ratusan halaman dokumen rahasia pertahanan yang bocor ke ABC.

ABC memberitakan bahwa surat perintah penggeledahan AFP menyasar ruang kerja Oakes, Clark dan Direktur Pemberitaan, Gaven Morris.
Para petugas AFP menyita dua drive USB yang berisi sejumlah kecil file elektronik. Barang-barang sitaan itu disegela dan baru bisa dibuka setelah peninjauan oleh pihak pengacara ABC.  

John Lyons, editor eksekutif dan kepala investigasi ABC, menjelaskan bahwa AFP menyita beberapa dokumen tetapi setuju untuk menyegelnya selama dua minggu, memberikan waktu kepada kantornya untuk mengajukan banding. Pengacara ABC akan menganalisis dokumen untuk menentukan klaim hak istimewa, juga memeriksa kesahan surat perintah penggeledahan.

AFP mengatakan dalam sebuah pernyataan resmi bahwa mereka bertindak mengikuti "rujukan" dari pasukan pertahanan negara Australia atas tuduhan penerbitan bahan rahasia.

Sedangkan ABC sendiri telah menyatakan "sumpahnya" untuk membela para jurnalisnya.

"Ini adalah perkembangan serius dan menimbulkan kekhawatiran yang sah atas kebebasan pers dan pengawasan publik yang tepat terhadap masalah keamanan dan pertahanan nasional," kata Direktur Pelaksana ABC, David Anderson, dalam pernyataan yang dikirim ke CNN.

Ia tambahkan, kantornya akan terus membela para wartawannya, akan melindungi sumber-sumbernya dan terus melaporkan peristiwa-peristiwa terkait masalah keamanan dan intelijen nasional ketika ada kepentingan publik yang jelas.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya