Berita

Mayjen (Purn) Soenarko/Net

Politik

Sri Radjasa Chandra: Fitnah Terhadap Mayjen (Purn) Soenarko Jadi Trigger Satukan Purnawirawan TNI AD

KAMIS, 30 MEI 2019 | 22:24 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Ada hikmah di balik fitnah yang dialami mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, Mayjen (Purn) Soenarko. Tuduhan bahwa Soenarko merencanakan tindakan makar telah menjadi trigger yang membuat purnawirawan TNI AD kembali menjalin komunikasi satu dengan lain.

Tuduhan yang dialamatkan kepada Soenarko dinilai berlebihan dan tidak masuk akal, bahkan dapat dikatakan menjurus kepada fitnah.

Begitu dikatakan salah seorang mantan anak buah Soenarko, Kolonel Inf. (Purn) Sri Radjasa Chandra dalam perbincangan dengan redaksi beberapa saat lalu (Kamis, 31/5).


Soenarko yang lahir di Medan pada tanggal 1 Desember 1953 menamatkan pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) pada tahun 1978. Sejak menyelesaikan pendidikan di Magelang, Soenarko sudah bertugas di Kopassus yang ketika itu bernama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).

Jabatan Danjen Kopasus didudukinya dari tahun 2007 hingga 2008. Setelah itu Soenarko mendapat kepercayaan menjadi Panglima Daerah Militer Iskandar Muda di Nanggroe Aceh Darussalam dari tahun 2008 hingga 2009.

Itu bukan kali pertama Soenarko bertugas di Aceh. Sebelumnya dia juga pernah menjadi Asisten Operasional Kasdam Iskandar Muda.  Setahun  setelah bertugas sebagai Pangdam Iskandar Muda, Soenarko mendapatkan tugas baru yakni sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) antara 2009 hingga 2010.

“Sikap saya ini tidak ada urusannya dengan dukung mendukung dalam pilpres,” ujar Sri Radjasa saat menjelaskan latar belakang dirinya menulis kronologi pengiriman senjata yang dikatakan sebagai milik Soenarko.

“Saya terpanggil untuk menjelaskan hal-hal yang saya ketahui. Saya merasa ada informasi yang keliru yang diterima dan diolah seakan menjadi kebenaran,” sambung Sri Radjasa yang bertugas sebagai Perwira Pembantu Madya (Pabandya) bidang Pengamanan Kodam Iskandar Muda dari tahun 2008 hingga 2010.

Kronologi yang ditulis Sri Radjasa itu ditujukan untuk Menkopolhukam Jenderal (Purn) Wiranto, Kepala Staf Presiden RI Jenderal (Purn) Moeldoko dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait tuduhan bahwa Soenarko melakukan tindakan makar, menyelundupkan senjata M4 dan hendak melakukan penembakan saat aksi 22 Mei.

Dia menegaskan, Soenarko yang menerima Satya Lencana Seroja dan Satya Lencana Dwidya Sistha tidak punya keinginan untuk melakukan makar.

Soenarko juga tidak memiliki senjata M4. Senjata yang dimiliki Soenarko dan memang sejak lama ingin diperbaiki di Jakarta adalah M16A short yang diperoleh dari operasi di Aceh beberapa tahun sebelumnya.

“Ada yang janggal soal tuduhan penyelundupan senjata. Senjata itu saya yang terima dari anggota GAM lalu saya berikan kepada Pak Soenarko saat menjadi Pangdam IM,” kata Sri Radjasa lagi.

Dia mengulangi kembali apa yang sudah ditulisnya, bahwa senjata dari eks-anggota GAM itu dalam keadaan rusak dan sudah lama ingin diperbaiki. Tetapi selalu ada kendala mengirimkannya ke Jakarta.

Adapun ketika dikirimkan pada tanggal 19 Mei lalu, Soenarko sama sekali tidak tahu. Senjata itu dibawa seorang anggota TNI menggunakan dokumen yang benar. Namun belakangan anggota TNI itu tidak mengakui.

“Di sinilah saya lihat awal terjadinya rekayasa,” kata dia lagi.

Sri Radjasa Chandra menegasakan berkali-kali bahwa surat terbuka berisi kronologi yang dia tulis itu sebenarnya berupa saran dan masukan kepada para pimpinan, untuk mengingatkan bahwa ada informasi yang salah dari bawah.

Sri Radjasa mengatakan, dirinya juga yakin hal ini tidak ada urusannya dengan Partai Gerindra dan calon presiden Prabowo Subianto.

Setelah pensiun dari dinas militer, Soenarko bergabung dengan Partai Aceh. Lalu ia sempat bergabung dengan Gerindra yang dipimpin Prabowo. Namun di tahun 2016, Soenarko keluar dari Gerindra dan bergabung dengan Partai Nanggroe Aceh (PNA). Sampai kini dirinya tercatat sebagai Ketua Komisi Pengawas PNA  dan anggota Majelis Tertinggi PNA.

“Ada hikmah di balik semua ini. Purnawirawan TNI khususnya AD kini mulai menjalin komunikasi kembali karena ini tentang perlakuan tidak adil yang diberikan kepada salah seorang pimpinan TNI AD,” sambungnya.

Bila tidak ada aral melintang, Jumat besok (31/5), Sri Radjasa Chandra akan menggelar jumpa pers bersama mantan Kepala Staf Umum TNI Letjen (Purn) JS Prabowo dan mantan Kepala Badan Intelijen ABRI (BIA) Mayjen (Purn) Zacky Anwar Makarim.

Istri Soenarko juga direncanakan hadir. Begitu juga mantan Pangdam Jaya Mayjen (Purn) Sjafrie Syamsuddin.

Jumpa pers akan digelar di Hotel Century, Senayan, Jakarta, sekitar pukul 16.00 WIB.

“Ini trigger yang baik. Mudah-mudahan besok ada beberapa lagi yang mau datang. Ini tidak ada kaitannya dengan pilpres. Ini soal marwah TNI,” demikian Sri Radjasa Chandra.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya