Berita

Foto:Net

Muhammad Najib

Ujian Kredibilitas Dan Wibawa Saudi Arabia

RABU, 29 MEI 2019 | 11:10 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

SAUDI Arabia mengadakan hajatan besar, berupa tiga konferensi yang diadakan secara berantai, yaitu Konferensi Rabithah Dunia Islam (27-28/5/2019), diikuti Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab, dan KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang akan dimulai Kamis (30/5/2019).

Acara diadakan di kota suci Makkah, dengan agenda membangun konsolidasi negara-negara Teluk, negara-negara Arab, dan dunia Islam. Dipilihnya Kota Makkah tentu dengan harapan agar spiritualisme keagamaan dapat menjadi perekat, sekaligus mencairkan sekat-sekat perbedaan yang ada selama ini diantara negara-negara yang diundang.

Masalahnya adalah konferensi diadakan di tengah puncak ketegangan politik antara Amerika dan Iran, yang diikuti dengan pengerahan besar-besaran militer Amerika dengan mesin perangnya. Saudi Arabia merupakan negara Arab pendukung utama Amerika, dan pada saat bersamaan menempatkan Iran sebagai ancaman.

Sementara sejumlah negara Arab lainnya, melihat justru Amerika bersama Israel yang menjadi ancaman di wilayahnya. Pandangan seperti ini juga menjadi sikap politik Iran. Karena itu, dapat dipastikan tidak mudah bagi Riad untuk mendapatkan dukungan politik, baik dari negara-negara GCC, negara-negara Arab, apalagi dunia Islam secara keseluruhan. Sikap arogan Israel di bawah Perdana Mentri Benyamin Netanyahu dan Amerika di bawah Presiden Donald Trump, terkait dengan isu Palestina, Suriah, dan Lebanon, telah menimbulkan kekecewaan dan kemarahan yang luar biasa baik di dunia Arab, maupun dunia Islam.

Ada persepsi publik yang mungkin kurang disadari oleh para pemimpin di Riad, bahwa kini Saudi Arabia telah diperalat oleh Washington dan Tel Aviv dengan memainkan isu Iran sebagai ancaman. Ada juga yang berpandangan bahwa kepentingan politik internal, dalam arti perebutan singgasana Kerajaan pasca Raja Salman, telah membuat Saudi Arabia membiarkan dirinya dieksploitasi habis-habisan oleh Amerika.

Lepas dari spikulasi dan persepsi yang berkembang terhadap negara, di mana dua kota suci umat Islam berada, kini kredibilitas Saudi Arabia sedang diuji dengan penyelenggaran tiga konferensi, apakah berhasil atau gagal. Jika berhasil, berarti Riad masih punya wibawa dan disegani. Akan tetapi, jika gagal berarti Saudi Arabia sudah tidak diperhitungkan lagi oleh negara-negara GCC, negara-negara Arab, maupun dunia Islam secara keseluruhan.

Di tengah ujian yang akan ikut mempengaruhi perjalanan kedepan Kerajaan yang dikendalikan Ibnu Saud ini, Saudi Arabia masih menanggung beban yang tidak ringan. Pertama, kasus pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi yang melibatkan petinggi di Riad masih terus dinanti finalisasinya. Persoalan pelanggaran HAM, siapa yang bertanggungjawab, dan keterbukaan proses pengadilan masih terus dipertanyakan.

Kedua, perang terhadap Yaman yang dimotori Riad telah menimbulkan bencana kemanusiaan, berupa kemiskinan, kelaparan, pengungsian, dan kematian rakyat tidak berdosa telah menjadi keprihatinan masyarakat internasional, yang sampai sekarang masih belum nampak bagaimana penyelesaiannya, dan kapan akan berakhir.

Ketiga, isolasi Qatar yang dipimpin Saudi Arabia dan didukung Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir, tanpa alasan yang jelas telah menimbulkan banyak pertanyaan. Penutupan perbatasan darat, laut, dan udara, telah berlangsung lebih dari setahun tanpa ada kejelasan.

Keempat, sikap Riad yang  tidak berpihak kepada Palestina dalam masalah pemindahan ibukota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, telah menimbulkan banyak pertanyaan. Padahal, sejumlah negara Eropa yang sangat penting, menentang secara terbuka upaya Israel yang didukung oleh Amerika itu.

Semoga Riad bisa lulus dalam ujian yang berat ini, karena jika gagal banyak hal yang tidak terduga bisa terjadi. Wallahua'lam.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Prabowo Sidak Dapur MBG di Bogor, Sampai Pakai Masker dan Penutup Kepala

Senin, 10 Februari 2025 | 13:40

Iran Lawan Pertama Indonesia di Piala Asia U-20 2025, Ini Jadwal Lengkapnya

Senin, 10 Februari 2025 | 13:33

Menteri Bahlil Siapkan Kepmen Wajibkan Eksportir Batubara Gunakan HBA

Senin, 10 Februari 2025 | 13:25

Investor Pasar Modal Tembus 15 Juta SID di Awal 2025

Senin, 10 Februari 2025 | 13:20

Tembok Kekuasaan Sudah Runtuh, Saatnya Jokowi Diadili

Senin, 10 Februari 2025 | 13:18

Geruduk Kantor Gubernur Sulteng, Massa Minta Operasional PT CPM Dihentikan

Senin, 10 Februari 2025 | 13:13

Pertamina dan Insan Pers Dukung Kemandirian Bangsa

Senin, 10 Februari 2025 | 13:08

Catat, Ini 3 Jenis Mobil Hybrid yang Dapat Insentif Pemerintah

Senin, 10 Februari 2025 | 13:07

Menguji Arah Ideologis Presiden Prabowo

Senin, 10 Februari 2025 | 13:03

Arne Slot Tak Menyesal Liverpool Tersingkir dari Piala FA

Senin, 10 Februari 2025 | 12:52

Selengkapnya