Berita

Massa aksi Barisan Penegak Keadilan/Net

Politik

Pengangkatan 21 Penyelidik KPK Berpotensi Ditunggangi Kepentingan Politik

JUMAT, 17 MEI 2019 | 17:04 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pengangkatan 21 penyelidik menjadi penyidik di internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sungguh memalukan. Pasalnya, proses perekrutan penyidik tidak melalui tahapan-tahapan atau mekanisme koridor hukum yang disepakati oleh KPK sendiri.

"Masa dalam menjalankan lembaga pemberantasan korupsi ini, KPK kalah sama anak SD. Anak SD saja pakek tes, masa penyidik KPK tak pakai tes. Ini aneh bin ajaib," kata koordinator aksi Barisan Penegak Keadilan (BPK) Ahmad di halaman Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/5).

Menurutnya, polemik yang terus berkutat dalam eksistensi KPK selama ini diduga kuat karena pengaruh hasrat politik yang sudah mengintervensi lembaga antirasuah tersebut.  


Hal itu mulai terlihat dari persoalan penyidik senior KPK Novel Baswedan disebut berafiliasi dengan salah satu partai politik, upaya mengembalikan penyidik Polri yang bekerja profesional kepada institusi, hingga perekrutan 21 penyidik yang tidak sesuai dengan ketentuan.

"KPK terus membuat polemik. KPK seakan-akan bekerja tidak sesuai koridor hukum yang ada. KPK sebagai lembaga yang semangatnya menuntaskan persoalan korupsi mulai rapuh. Dengan demikian maka para koruptor bakal merajalela," tutur Ahmad.

Dia menambahkan, 21 penyidik KPK baru yang dilantik sebagai penyidik berpotensi ditunggangi kelompok tertentu dalam proses pemberantasan korupsi karena dituding tidak mahir dalam bidangnya.

"Mereka akan lebih mudah mengeksekusi kompititor lawan politik yang berafiliasi dengan KPK. Ini sangat berbahaya semua akibat KPK tidak netral," sebutnya.

Terakhir, Ahmad mendesak agar Komisi III DPR memanggil Ketua KPK Agus Rahardjo untuk mengevaluasi internal mereka yang sudah tidak kondusif lagi akibat perekrutan penyidik tanpa tes.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya