Berita

Said Didu/Net

Politik

Said Didu: Apakah MK Bisa Teliti Data KPU Jujur Atau Tidak?

JUMAT, 17 MEI 2019 | 11:00 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Mahkamah Konstitusi (MK) memang menjadi satu-satunya institusi yang bisa mengoreksi hasil pemilu, termasuk Pilpres 2019 yang dirasa telah digelar penuh kecurangan oleh kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Atas alasan itu, pakar hukum tata negara Refly Harun menyarankan agar segala kecurangan yang ditemukan dilaporkan ke MK. Sebab tanpa ada pelaporan, maka hasil keputusan KPU akan dianggap sah.

“Kalau tidak ada komplain ke MK, apa yang diputuskan KPU jadi sah dan menjadi hasil pemilu yang final. Tindakan di luar jalur itu tidak akan mengubah apa-apa,” tegasnya dalam akun Twitter pribadi, Kamis (16/5).


Namun demikian, pemikiran berbeda disampaikan mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Said Didu. Dia tidak lagi yakin laporan yang disampaikan BPN akan diproses MK.

Apalagi, MK sebatas menelisik kecurangan suara, bukan proses keseluruhan dari pemilu.

“Apakah MK bisa masuk meneliti apakah data KPU hasil proses pemilu yang jujur? Pertanyaan ini muncul karena laporan kecurangan seperti 17,5 juta pemilih siluman dan 6,5 juta pemilih tidak dapat undangan dan kasus lainnya, tapi KPU tetap jalan tanpa perbaikan,” tegasnya dalam akun twitter pribadi, Jumat (17/5).

Adapun kasus 17,5 juta pemilih siluman yang dimaksud adalah kejanggalan daftar pemilih tetap (DPT) yang ditemukan BPN. Kejanggalan terjadi karena ada jumlah pemilih dengan tanggal kelahiran 1 Januari, 1 Juli, dan 31 Desember yang sangat besar. Masing-masing yakni sejumlah 2,3 juta, 9,8 juta, dan 5,4 juta.

Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sempat mencatat ada 6,7 juta pemilih yang tidak mendapatkan formulir C6 dalam Pemilu Serentak 2019.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya