Berita

Peneliti ICW/RMOL

Hukum

ICW Sebut Penyerapan Anggaran KPK Tak Sebanding Dengan Pengeluaran

MINGGU, 12 MEI 2019 | 18:25 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai belum mampu memaksimalkan penyerapan anggaran dibandingkan dengan anggaran yang dikeluarkan lembaga anti rasuah tersebut dalam rangka memberantas korupsi di Indonesia.

Menurut peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana, KPK belum maksimal menyerap anggaran di mana rata-rata penyerapan anggaran KPK dari tahun 2015 hingga 2017 hanya sebesar 85,93 persen.

Sedangkan pada 2018, dalam laporan kinerja KPK menyampaikan bahwa penyerapan anggaran mencapai Rp 744,7 Milyar atau sekitar 87,2 persen.


"Hasil ini tentu cukup, bertolak belakang dengan permintaan penambahan anggaran KPK tiap tahunnya di mana pada 2019 KPK mengajukan anggaran sebesar Rp 1,9 triliun," ucap Kurnia Ramadhana, Peneliti ICW di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (12/5).

Permintaan anggaran pada 2019 oleh KPK digunakan untuk menyelesaikan 200 kasus yang ditangani. Namun, DPR RI hanya memberikan anggaran kepada lembaga anti rasuah itu sebesar Rp 813 miliar atau hanya sekitar 67 persen.

Sementara, pada tahun 2018 KPK mendapatkan anggaran APBN sekitar Rp 849 milyar, namun pendapatan anggaran dari penindakan terhadap pelaku korupsi hanya menghasilkan anggaran sebesar Rp 744,7 Milyar atau sekitar 87,2 persen.

Sehingga, ICW meminta kepada KPK untuk mendorong sistem yang lebih baik agar penyerapan anggaran dapat berjalan lebih maksimal.

"Penambahan jumlah anggaran sebaiknya diikuti dengan memaksimalkan penyerapan anggaran tersebut untuk program-program pencegahan dan pemberantasan korupsi. KPK perlu mendorong sistem agar penyerapan anggaran dapat berjalan lebih maksimal," tegasnya.

Selain itu, ICW menilai anggaran untuk kebutuhan pegawai dan operasional kantor lebih besar dibandingkan kedeputian yang lain dengan total rata-rata penyerapan sebesar 89,06 persen.

"KPK perlu fokus juga untuk memaksimalkan anggaran di sektor-sektor alokasi anggaran lainnya," pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya