Berita

Foto: Net

Publika

Kekuataan Besar Alam Lain Pengaruhi Sitnas Tanah Air

MINGGU, 12 MEI 2019 | 11:48 WIB

DALAM kurun 23 hari usai Pemilu ratusan jiwa melayang dan diyakini akan terus bertambah mengingat masih ada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang masih dirawat di rumah sakit.

Apa yang menyebabkan semua ini terjadi? Mungkinkah karena faktor kelelahan, penyakit bawaan atau ada sebab lainnya?

Ada rumor yang mengatakan bahwa korban akan mencapai 1.000 jiwa hingga tanggal 22 Mei nanti karena ini adalah tumbal pesugihan demokrasi.

Ada pula yang mengatakan hal ini wajar saja karena para petugas bekerja 24 jam lebih sehingga kelelahan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa para petugas diracun, dan berbagai spekulasi terus bermunculan di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Terlebih lagi ketika belasan orang pendemo di depan Bawaslu, beberapa waktu lalu, harus dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan makanan yang diberikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Dari kacamata spiritual, tewasnya ratusan petugas KPPS karena dipengaruhi kekuatan besar yang kasat mata.

Pasukan dari dunia lain itu telah berperang di bawah satu komando pimpinan raja dari segala raja setan yakni Iblis atau Lucifer sehingga di atas wilayah Indonesia sedang diselimuti awan atau aura gelap, yang bila tidak segera diantisipasi akan berubah drastis menjadi badai besar. Karena aura gelap itu terasa semakin suram.

Saat ini Iblis atau Lucifer dan pasukannya sudah berada di atas angin dan sangat bersemangat untuk memenuhi zaman kegelapan atau goro-goro. "Senjata" pun telah ditempa dan dilengkapi dengan sepenuh hati dan ditanamkan di dalam pikiran setiap manusia yang telah dipengaruhi. Segala persiapan dan kekuatan kian dimatangkan. Dan posisi mereka kini sudah sangat dekat, tepat di depan gerbang kenyataan dunia ini.

Hal itu dapat terlihat dari banyaknya orang yang tidak dapat lagi membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk dan para pemimpin seakan tutup mata melihat ketidakadilan yang tengah terjadi. Yang benar disalahkan dan yang salah dipuja-puja.

Menutupi kejahatan dengan pembenaran. Prilaku pemimpin di luar kepatutan dengan mengadakan ritual yang dibungkus dengan budaya. Di samping itu, alam pun menunjukkan reaksinya. Menolak hal-hal yang jahat di atas bumi persada. Gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir, longsor, tsunami dan bencana tak terduga lainnya. Perubahan iklim yang seharusnya kemarau ternyata masih diselimuti awan mendung dan hujan.

Bukankah sebaiknya goro-goro di depan mata segera dihentikan? Dan tragedi kemanusiaan dari pesta demokrasi ini segera dicari tahu agar tidak ada wasangka di antara anak bangsa? Bukankah nyawa lebih berharga daripada sejumlah suara yang diperebutkan? Di mana empati pemimpin bangsa ini?

Ketika pemimpin sudah tidak lagi menjadi panutan dan berperilaku secara moral bermasalah, sehingga masyarakat kehilangan orientasi nilai, maka peran para pemuka agama saat ini sangat dibutuhkan untuk melawan kuasa gelap yang tengah melanda negeri ini.

Untuk itu diperlukan Tobat Nasional baik berupa rukyah atau eksorisme yang artinya membersihkan diri dari Setan atau Roh Jahat. Atau ritual keagamaan lainnya.

Ki Dadigaro

Praktisi Spiritual Politik

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya