Berita

Bantuan untuk Idlib/Net

Dunia

Serangan Meningkat, LSM Tunda Kirim Bantuan Ke Idlib

SABTU, 11 MEI 2019 | 23:48 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kelompok-kelompok bantuan yang didukung PBB menangguhkan kegiatan di bagian barat laut Suriah yang dilanda kekerasan akhir pekan ini. Penundaan dilakukan di tengah peningkatan pemboman yang gencar dilakukan oleh pemerintah Suriah dan membahayakan keselamatan pekerja kemanusiaan.

"Pada 8 Mei, setidaknya 16 mitra kemanusiaan telah menangguhkan operasi mereka di daerah-daerah yang terkena dampak konflik," begitu keterangan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, atau OCHA, seperti dimuat Al Jazeera (Sabtu, 11/5).

Sementara itu, Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan telah menangguhkan pengiriman ke sekitar 47 ribu orang di kota-kota dan desa-desa yang dibombardir.


Berbicara dari Damaskus, Marwa Awad, seorang perwira di WFP, mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak bantuan.

"Sejak 2014, Program Pangan Dunia dan seluruh badan PBB telah dapat mencapai barat laut Suriah melalui operasi lintas perbatasan kami melalui Turki," jelasnya.

"WFP mampu menjangkau lebih dari setengah juta orang secara rutin dan teratur. Namun kami harus menghentikan beberapa bantuan kami di bagian selatan Idlib karena pertempuran," tambahnya.

Sejak akhir April, pasukan pemerintah telah melakukan pemboman besar-besaran di Idlib selatan dan daerah-daerah tetangga dengan dukungan Rusia.

Kenaikan serangan udara dan penembakan di wilayah yang didominasi oleh mantan afiliasi Al-Qaeda Suriah telah membuat 180 ribu orang terlantar antara 29 April dan 9 Mei. OCHA memperkirakan, serangan juga mempengaruhi 15 fasilitas kesehatan dan 16 sekolah.

"Beberapa organisasi menangguhkan aktivitas karena bangunan mereka dirusak, dihancurkan atau dianggap tidak aman oleh kekerasan," begitu keterangan OCHA.

"Yang lain telah menangguhkan kegiatan untuk menjaga staf dan penerima manfaat mereka aman, atau karena populasi penerima telah pergi," tambahnya.

OCHA mengatakan lima pekerja kemanusiaan, termasuk dua profesional kesehatan, dilaporkan telah tewas dalam serangan udara dan penembakan.

Sedangkan WFP juga mengatakan bahwa beberapa mitranya di dalam Idlib telah dipindahkan karena kekerasan, sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa pada 5 Mei saja, tiga petugas kesehatan terbunuh ketika dua rumah sakit besar dan satu fasilitas lainnya diserang.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya