Berita

Pernyataan sikap Komunitas Kesehatan Peduli Bangsa/RMOL

Politik

Eks Ketua Komnas HAM Desak Pemerintah Ungkap Penyebab KPPS Gugur

KAMIS, 09 MEI 2019 | 15:34 WIB | LAPORAN:

Fenomena petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia tidak boleh dipandang sebelah mata. Pemerintah harus segera bertanggung jawab, bahkan menyatakan fenomena ini sebagai duka nasional.

Begitu kata Mantan Ketua Komisi Nasional HAM Hafid Abbas saat ikut dalam pernyataan sikap Komunitas Kesehatan Peduli Bangsa di kantor pengacara Elza Syarief, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/5).

Dia mengingatkan bahwa sesuai UU 1945 pada pasal 28I ayat 4, negara bertanggung jawab dalam perlindungan, pemajuan, pemenuhan, dan penegakan HAM.


"Semua pihak bertanggung jawab disebut oleh UU dan konstitusi, terutama pemerintah aparat pemerintah teruslah bertanggung jawab terhadap realitas yang ada," papar dia.

Menurutnya, dunia internasional akan bertanya-tanya mengenai penyebab pasti petugas KPPS  yang gugur dalam pemilu mencapai lebih dari 400 orang.

"Kenapa tiba-tiba dalam waktu singkat hampir bersamaan 544 ini meninggal, ada 3.788 sakit. Bisa saja besok atau sejam lagi bertambah lagi. Kalau ini tidak diungkap ada dampaknya," tegasnya.

Hafid juga khawatir ke depan tidak ada lagi masyarakat yang mau menjadi anggota KPPS. Sebab, mereka dibayang-bayangi ketakutan akan kematian massal.

"Bisa gelap proses demokrasi. Tidak mau ikut menjadi panitia pemilu ada atau apapun bentuknya. Korbannya terlalu banyak," tuturnya.

Kepada siapapun itu, Hafid menekankan negara harus melindungi dan menjunjung tinggi kemanusiaan.

"Siapapun yang mencintai negeri ini harus turun. Memberi perhatian pada nilai kemanusiaan. Melindungi segenap bangsa indonesia seluruh tumpah darahnya. Tidak boleh ada WNI yang ada tetesan darah pada dirinya. Negara hadir melindungi. Paham konstitusi siapa pun harus menjunjung tinggi kemanusiaan," tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya