Berita

Effendi Ghazali/Net

Politik

Fenomena Petugas KPPS Gugur Kok Tidak Terdeteksi Saat Simulasi

JUMAT, 03 MEI 2019 | 20:38 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Fenomena petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia membuat pakar komunikasi politik Effendi Ghazali heran. Sebab, jumlahnya kini mencapai lebih dari 400 petugas yang gugur.

Penggagas pemilu serentak itu heran lantaran KPU gagal memprediksi fenomena ini. Bahkan dalam simulasi pencoblosan yang dilakukan di 300 lebih tempat pemungutan suara (TPS), tidak tergambar adanya kelelahan petugas KPPS yang berpotensi kematian.

"Pada simulasi di 300 TPS itu sama sekali tidak ditemukan kelelahan, sama sekali tidak ditemukan penyakit akut yang menyebabkan kematian, itu pakai ilmu apa? Pakai metodelogi apa?" kata Effendi dalam satu sesi wawancara bersama Welnadi, Jumat (3/5).


Menurutnya, simulasi yang dilakukan seharusnya sama dengan yang terjadi di lapangan. Namun dalam kenyataannya, ada juga kejadian di Sleman yang tidak terprediksi, yaitu saat seorang ketua KPPS memilih mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. 

"Tekanan apa hingga petugas KPPS itu bisa gantung diri? Lalu yang jadi pertanyaan, apa yang membedakan kenyataan dengan pada saat simulasi," ujarnya.

Seandainya dalam simulasi ditemukan adanya penyakit ataupun kelelahan yang menyebabkan kematian para petugas, maka bisa KPU bisa mengantisipasi dengan pengadaan unit medis.   

Dari total 412 yang meninggal dan ribuan yang sakit, Effendi berpandangan perlu menanyakan kepada petugas KPPS yang sehat setelah melakukan proses penghitungan Pemilu 2019.

Selain itu juga, Effendi menyarankan agar para mahasiswa maupun aktivis memberikan advokasi terhadap para keluarga korban KPPS yang meninggal untuk mengajukan tuntutan.

"Supaya diperiksa, siapa yang terlibat, siapa yang mengakibatkan lalai, supaya ada pembelajaran kenapa KPPS itu kondisinya berbeda pada saat simulasi dengan kenyataan, apa karena tekanan fisik ataupun tekanan mental," pungkas Effendi.  

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya