Berita

Foto: Net

Politik

Banyak Tak Rasional Dalam Rencana Pindah Ibukota Negara

JUMAT, 03 MEI 2019 | 16:55 WIB | LAPORAN:

Wacana dan rencana memindahkan ibukota negara tidak transparan. Selain itu, hanya akan membebebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Karena itu, Sekjen Forum Indonesia untuk Trasnparansi Anggaran (Fitra) Misbah Hasan menyarankan agar pembahasan mengenai pemindahan ibukota negara itu sebaiknya dibuka secara transparan.

"Banyak yang tidak rasional dalam rencana pemindahan ibukota negara itu,” tutur Misbah Hasan, di Jakarta.


Dia menyatakan, jika mencermati Rapat Kabinet Kerja dengan Presiden Jokowi pada Senin (29/4) lalu, ada sejumlah poin yang harus dikaji dan dibuka ke masyarakat.

"Wacana ini sudah dibahas dan dikaji sejak lama oleh kabinet-kabinet presiden sebelum-sebelumnya, tetapi hasil kajian tidak serius, tidak pernah dipublikasikan secara luas. Jadi, terkesan main-main dan tidak transparan," kata Misbah.

Menurut dia, yang perlu juga dicermati wacana pemindahan ini justru dapat memecah konsentasi pemerintah dalam membahas isu-isu yang lebih krusial, misalnya pembangunan ekonomi inklusif, penanggulangan kemiskinan, pemerataan, perlindungan sosial bagi masyarakat miskin, dan seterusnya.

Anggaran memindah ibukota yang ditaksir mencapai Rp 446 triliun pasti akan mempersempit ruang fiskal pemerintah.

“Dan biasanya pemerintah ambil jalan pintas dengan pendanaan melalui utang. Ini ygang mesti dikritisi, mengingat beban utang akan semakin berat. Bunga utang Indonesia saja sudah 17 persen lebih dari total belanja APBN,” ujarnya mengingatkan.

Bahkan, lanjut dia, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, APBN menunjukkan tren defisit. Sehingga akan tidak sehat jika APBN dikuras untuk membiayai pemindahan ibukota negara.

"Apalagi hanya digunakan untuk pembiayaan pengadaan infrastruktur awal, seperti kantor pemerintahan dan parlemen, dan lain-lainnya,” ujarnya.

Dalam catatan hasil analisis Fitra, Misbah merinci, defisit APBN tahun 2014 sebesar Rp 220,2 triliun, naik menjadi Rp 325,2 triliun di tahun 2015, tahun 2016 mencapai Rp 321,9 triliun. Kemudian melonjak tahun 2017 defisit sebesar Rp 349,6 triliun dan Rp 287,9 triliun di tahun 2018.

Terkait dengan utang, kajian Fitra menunjukkan jauh lebih besar BUMN dibanding dengan utang pemerintah.

Utang BUMN per tahun 2017 mencapai Rp 4.825 triliun. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 38 persen dibanding tahun 2014 yang mencapai Rp 3.488 triliun.

"Selama proyek-proyek yang diselenggarakan BUMN, rasio pembiayaan 30 persen dari ekuitas dan 70% dari pinjaman," jelas Misbah.

Lagi pula, menurut Misbah, untuk melakukan pemerataan pembangunan tidak harus memindahkan ibukota negara.

"Pemerataan pembangunan itu mestinya menerapkan konsep pembangunan dan pertumbuhan inklusif, terutama di wilayah timur Indonesia,” katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya