Berita

Foto: Net

Publika

Point Of No Return

JUMAT, 03 MEI 2019 | 10:35 WIB

POIN 1 - 7 Jongko Joyoboyo: Kelak, bila ada kereta tanpa kuda, Pulau Jawa berkalung besi, perahu berjalan di angkasa, sungai kehilangan mata air, pasar kehilangan suara, itulah pertanda Zaman Jayabaya sudah mendekat, dan bumi semakin mengkerut.

Begitulah bunyi Pembukaan Jongko Joyoboyo, yang tampaknya sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini. Kalau melihat kondisi itu, saat ini Indonesia sedang berada dalam enam situasi buntu:

Pertama, rezim dengan oknum-oknum pengelolanya sudah terlanjur menjual negeri ini dengan murah melalui skema hutang kepada asing dan Aseng sehingga mau tidak mau mereka wajib bertanggung jawab atas seluruh perbuatannya. Tetapi mereka tidak berani menghadapi tanggung jawab itu dan memilih maju terus dengan melakukan "apapun" untuk mereka bisa tetap berkuasa.

Kedua, KPU telah terlanjur melakukan kecurangan-kecurangan secara terstruktur dan massif atas perintah para penguasa yang sudah merasa terpojok, tetapi tak mau mengakui kekalahan mereka. Untuk menyelamatkan wajah, dan entah dengan alasan "pribadi KPU" lainnya, KPU akan tetap bertahan dengan skenario kecurangannya.

Ketiga, rakyat sudah memiliki ribuan bukti kecurangan, bahkan kini puluhan ribu yang dilakukan rezim melalui aparatnya dan yang dilakukan KPU melalui petugas-petugasnya. Rakyat dipastikan akan terus merangsek karena merasa memiliki alasan kuat untuk mempertahankan hak mereka.

Keempat, kepolisian sudah terlanjur bersikap berhadap-hadapan dengan rakyat yang sudah bertahun-tahun merasa dizalimi penguasa, terutama umat Islamnya. Rasa ketertindasan itu kini membuncah menemukan kanalnya melalui Pilpres yang menurut rakyat telah dimenangkan mereka. Dan rakyat bersiap menghadapi risiko apapun untuk mempertahankan kemenangan yang mereka yakini. Bila kepolisian tetap berkeras membela penguasa yang telah dianggap dzolim oleh rakyat, apapun alasannya, polisi akan berhadap-hadapan secara face to face dengan rakyat.

Kelima, TNI seumur hidupnya telah terlanjur selalu berpihak pada rakyat karena mereka memiliki "Sapta Marga" dan merasa bahwa mereka lahir dari rakyat dan hidup untuk rakyat. Rakyat merasakan dan memahami "nuansa itu". Hal ini menambah keberanian rakyat dalam memperjuangkan hak mereka.

Keenam, para taipan Tionghoa dan negara China sudah terlanjur menanamkan dana yang luar biasa besar guna meletakkan Indonesia di bawah kekuasaan dan kendali mereka melalui Skema OBOR (One Belt One Road) yang merupakan pengejawantahan dari Jalur Sutra China Modern. Kalau rezim sekarang runtuh, para taipan dan China akan mengalami kerugian finansial luar biasa dan lebih penting lagi proyek OBOR akan kolaps tak berwujud. Hal ini akan habis-habisan mereka cegah dengan biaya sebesar apa pun (all of cost).

Apa yang akan terjadi?

1. Bentrokan besar atau huru-hara (goro-goro) pasti akan terjadi sesuai dengan ramalan kuno Jongko Joyoboyo dan juga Syah Kuala.

2. Menurut Syah Kuala goro-goro ini akan terjadi di tahun 1440-an H (saat-saat ini) yang akan meluluhlantakkan kelompok "merah dan kuning" (baca Kitab Mandiyatul Badiyah karya Tengku Syah Kuala).

3. Menurut Jongko Joyoboyo goro-goro ini akan menyisakan Orang Jawa (pribumi) hanya separuh dari yang ada saat itu. Sedang orang China dan Barat tinggal masing-masing sepasang atau sejodo.

Poin 209 berbunyi:"Wong Jowo kari separo". Poin 210 berbunyi : "Chino Londo kari sejodho".

Kedua tokoh legendaris Indonesia ini juga meramalkan hal yang sama yaitu bahwa setelah mengalami "goro-goro" tersebut, Indonesia akan dipimpin oleh Pemimpin Adil dan Amanah sehingga meluncur cepat menuju negara yang Adil Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi.

Wallahu alam bissawab.... Hanya Allah yang Maha Tahu.


Indra Adil
Aktivis Eksponen 77/78.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya