Berita

Foto:Kemnaker RI

Menteri Tenaga Kerja Se-ASEAN Siapkan Strategi Hadapi Future of Work

SENIN, 29 APRIL 2019 | 14:58 WIB | LAPORAN: DEDE ZAKI MUBAROK

. Para Menteri Tenaga Kerja yang berasal dari negara-negara anggota ASEAN mendiskusikan strategi menghadapi Future of Work (pekerjaan masa depan) yang mempengaruhi sektor ketenagakerjaan di masing-masing negara.

Menteri Ketenagakerjaan RI M. Hanif Dhakiri mengatakan, Indonesia terus memperkuat kerja sama dengan seluruh anggota ASEAN dalam memberikan respons dan menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam era future of work.

"Dengan mengedepankan semangat kebersamaan ASEAN, kita  akan mampu mengatasi segala tantangan sekaligus memanfaatkan peluang-peluang untuk  memajukan kejayaan ASEAN," kata Hanif saat memberikan sambutan dalam pertemuan khusus Menteri Tenaga Kerja ASEAN tentang Future of Work di Singapura, Senin (29/4).

Untuk merespons perubahan-perubahan yang terjadi dalam sektor ketenagakerjaan dalam era future of works, Hanif mengatakan pemerintah Indonesia telah menyiapkan beberapa strategi khusus di bidang ketenagakerjaan.

Strategi pertama adalah meningkatkan employability angkatan kerja Indonesia melalui penerapan pelatihan vokasi yang masif dan sesuai dengan kebutuhan Industri.

"Pelatihan vokasi dalam bentuk hard dan soft skills diberikan secara masif tanpa memandang usia dan latar belakang pendidikan untuk menjamin adanyaskilling, upskilling, dan reskilling bagi SDM Indonesia," ungkapnya.

Skilling berarti mendorong dan memfasilitasi para angkatan kerja, khususnya angkatan kerja muda untuk berpartisipasi dalam program pelatihan vokasi di Balai Latihan Kerja (BLK). Upaya tersebut didukung dengan program reskilling dan upskilling agar pekerja yang terdampak job-shifting mendapat keterampilan sesuai dengan tuntutan perkembangan teknolongi pada era future of work.

Pemerintah Indonesia juga membangun BLK Komunitas Keagamaan. Tujuannya adalah untuk memberi bekal kompetensi selain ilmu agama yang mereka pelajari dan juga akan berdampak pada masyarakat sekitar.

Kedua, dalam menghadapi adanya new form of work di era digital ini, termasuk telework, yang diyakini akan memberi dampak pada beberapa elemen dalam hubungan industrial, pemerintah sudah siapkan solusi.

"Pemerintah Indonesia sudah, sedang dan terus memperkuat dialog sosial dengan Tripartit Nasional dan mitra sosial. Selan itu, pemerintah akan meastikan bahwa seluruh pekerja telah terlindungi melalui jaminan sosial dan jaminan kesehatan, termasuk bagi pekerja migran Indonesia di seluruh negara penempatan," kata Hanif.

Strategi ketiga, lanjut hanif yaitu memperluas pasar kerja yang fleksibel namun mampu menyerap SDM Indonesia untuk bekerja secara produktif dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Keempat, meminimalisir kesenjangan antara partisipasi kerja perempuan dan laki-laki dalam iklim ketenagakerjaan Indonesia.

"Kita juga melakukan promosi nasional tentang implementasi equal employment opportunity (EEO) baik di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota guna memastikan tidak ada diskriminasi gender di tempat kerja," kata Hanif.

Kelima, menyadari di era ekonomi digital ini diperlukan kreatifitas dan inovasi produktif dari kaum muda. Pemerintah Indonesia menyediakan berbagai fasilitas, sarana dan kemudahan bagi kaum muda untuk berkreasi yang disesuaikan dengan minat, bakat, dan kepentingan bangsa.

"Berbagai skema beasiswa sekolah, baik di dalam dan di luar negeri, kami sediakan dan permudah. Para anak muda juga diajak untuk mengembangkan industri kreatif dan industri dengan inovasi teknologi seperti animasi dan motor listrik melalui pelatihan di Balai Latihan Kerja," kata hanif.

Strategi keenam, kata Hanif guna mendukung iklim ketenagakerjaan yang kondusif bagi investasi asing di wilayah Indonesia, pemerintah memperkuat penerapan occupational safety and health (OSH) di semua sektor industri. Hal ini guna memastikan terwujudnya kepatuhan hukum ketenagakerjaan yang diselaraskan dengan prinsip-prinsip decent work dan standar ketenagakerjaan baik domestik maupun standard internasional. 

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya