Bank Indonesia (BI) melaÂlui Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk tetap mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 6,00 persen. Sedangkan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Keputusan tersebut sejalan dengan upaya memÂperkuat stabilitas eksternal perekonomian Indonesia.
"Keputusan tersebut konsisÂten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonoÂmian khususnya untuk menÂgendalikan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan doÂmestik," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, kemarin.
Untuk mendorong permintaan domestik, BI akan memÂperluas kebijakan yang lebih akomodatif seperti meningÂkatkan ketersediaan likuiditas dan mendukung pendalaman pasar keuangan. Caranya denÂgan penguatan strategi operasi moneter, mendorong efisiensi pembayaran ritel melalui perÂluasan layanan Sistem KlirÂing Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
Selain itu, kata dia, BI akan mendorong suplai transaksi
Domestic Non Deliverable Forward (DNDF). Khususnya, melalui penyederhanaan keÂtentuan kewajiban underlying transaksi, mendorong impleÂmentasi penyelenggara sarana pelaksanaan transaksi di pasar uang dan pasar valas.
Kemudian, mengembangÂkan pasar Surat Berharga Komersial (SBK) sebagai alternatif sumber pendanaan jangka pendek oleh korpoÂrasi dan mendorong perluasan elektronifikasi bansos non tunai, dana desa, moda transÂportasi, dan operasi keuangan pemerintah.
"Koordinasi dengan pemerÂintah dan otoritas terkait juga terus dipererat guna memperÂtahankan stabilitas ekonomi, khususnya dalam pengendaÂlian inflasi dan defisit tranÂsaksi berjalan, serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan, khususnya dalam memperkuat permintaan domestik dan mendorong ekspor, pariwisata dan aliran modal asing," bebernya.
Rupiah MenguatBank sentral juga mencatat, nilai tukar rupiah menguat diÂtopang kinerja sektor eksternal yang terus membaik. Nilai tukar rupiah pada 23 April 2019 tercatat menguat 1,17 persen secara point to point dibandingkan dengan akhir Maret 2019. "Dan, 0,58 persen secara rerata dibandingkan dengan rerata Maret 2019," katanya Perry.
Jika dibandingkan 2018, nilai tukar rupiah juga menguat 2,17 persen dan 0,80 persen secara rerata. PerkemÂbangan ini tidak terlepas dari perkembangan aliran masuk modal asing yang besar ke pasar keuangan domestik, terÂmasuk aliran masuk ke pasar saham yang berlanjut pada April 2019.
Ke depan, kata dia, sejalan prospek sektor eksternal yang membaik didorong prospek perekonomian domestik yang tetap positif dan ketidakpasÂtian pasar keuangan yang berkurang akan membuat nilai tukar rupiah stabil. "BI akan terus mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya di pasar uang dan valas," tukasÂnya.