Berita

Surat suara/Net

KPU-nya Bagian Dari Ampera

SENIN, 15 APRIL 2019 | 08:47 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

KABINET Ali Sastroamidjojo diolok-olok pers waktu bikin kerjasama ekonomi pengusaha China dengan pribumi yang ternyata berat sebelah. Kabinetnya diledek dengan sebutan Kabinet Ali-Babah.

Kabinet Burhanuddin Harahap yang menggantikan Kabinet Ali diakronimkan dengan cemooh, Kabinet Buste Houder, alias Kabinet BH.

Tapi legacy yang terkenang waktu Burhanuddin jadi Perdana Menteri ialah menghidupkan pemberantasan korupsi, dimana banyak tokoh PNI yang kena.

Syahdan Sukarno tidak menyukai Burhanuddin hingga bertikai dengan Bung Hatta. Masalah ini kemudian jadi salah satu sebab mundurnya Hatta dari jabatan wapres.

Legacy lain dari Burhanuddin ialah Pemilu ‘55 dan Konferensi Asia-Afrika di Bandung.

Di masa Kepala Pemerintahannya dua event politik tersebut berlangsung walaupun persiapannya sudah dilakukan sejak masa Ali Sastro.

Pemilu ‘55 berlangsung dalam keadaan keuangan negara morat-marit, pemberontakan-pemberontakan di sejumlah daerah masih berlangsung, mayoritas rakyat buta huruf, TNI/Polri boleh nyoblos, distribusi logistik terkendala, dan dari segi pelaksanaan memakan waktu yang rawan risiko yakni berlangsung dalam dua tahap. Pertama September ‘55 untuk memilih anggota DPR, dan Desember ‘55 untuk mencoblos anggota Konstituante.

Meski serba darurat, Pemilu ‘55 diakui sebagai pesta politik tersukses dan paling demokratis. Ini satu-satunya Pemilu di era Sukarno, yang setelah itu memberlakukan Demokrasi Terpimpin.

Dwitunggal jadi dwitanggal. Hatta yang tak tahan karena lebih banyak diminta mengurus koperasi, 1956, akhirnya mundur dari wapres. Hingga 1971 Indonesia baru kembali punya wapres dan bikin pemilu, di bawah pemerintahan Soeharto.

Partai-partai  ideologis dalam Pemilu ‘55 jadi pendorong gairah rakyat untuk ikut pemilu. TPS jadi tempat penitipan harapan. Tokoh-tokoh pemimpinnya dambaan karena umumnya punya integritas dan keberpihakan kepada rakyat. Mereka umumnya adalah orang-orang yang ikut memerdekakan bangsa.

Bagaimana KPU-nya?

Waktu itu namanya PPI, Panitia Pemilihan Indonesia.  Tentu ada gesekan. PNI versus Masyumi  berebut kursi ketua dan anggota. Tapi kisah Pemilu ‘55 bukan kisah duit yang dicolong oleh para komisionernya yang lalu masuk bui, rekayasa kecurangan, manipulasi informasi, atau menjadikan lembaga pemilu sebagai bagian dari tim sukses kelompok tertentu. PPI waktu itu bagian dari  pengemban amanat penderitaan rakyat (Ampera) yang menginginkan perubahan.

Kisah  Pemilu ‘55 sekarang sekedar romantika sejarah, tentang kerja dengan hasil  yang ideal. Tentang pesta politik yang di dalamnya terdapat integritas, komitmen, kesungguhan, dedikasi kerakyatan, dan keinginan untuk melayani rakyat.

Hal-hal ideal dalam waktu belakangan ini semakin susah kita dapatkan akibat silaunya pragmatisme.

Penulis adalah wartawan senior

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya