Berita

Nasaruddin Umar/Net

Trend Islam di AS (3)

Pola Migrasi Muslim Ke AS
JUMAT, 12 APRIL 2019 | 11:17 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

MIGRASI muslim pertama ke AS umum­nya didominasi oleh orang-orang yang menginginkan kemerdekaan dari ber­bagai macam perbudakan. Dalam abad ke 15 pola hidup oerbudakan masih ter­jadi di mana-mana. Di Timur Tengah dan Eropa masih marak terjadi perbudakan. Paruh oertama aba ke 15 Amerika tampil sebagai sebuah negara yang betul-betul membela dan mempjuangkan hak asasi manusia, sebagaimana dijelaskan dalam artikel terdahulu. Kalangan peneliti AS memperkitrakan sekitar 4000 budak yang beragama Islam me­nyeberang ke AS. Bahkan Allan D. Austin, sudah memperkirakan populasi juslim di AS dalam tahun 1500-an sudah mencapai tiga juta orang untuk se­luruh Amerika.

Pola migrasi mereka membawa keluarga menye­berang ke daratan Amerika, selanjutnya menyebar ke beberapa wilayah Amerika, terutama AS. Sebagian di antara mereka setibanya di AS erpindah agama tetapi sebagian besarnya masih tetap mempertahankan agama Islam walaupun dalam peraktek dan pen­dalamannya tidak seperti di negeri asalnya. Mereka tidak lagi intensif mengikuti seremoni keagamaan dan mendapatkan pencerahan dari ulama atau guru-guru spiritual di negerinya. Umumnya mereka dari kelas menengah-bawah yang tidak memiliki pemahaman agama yang mendalam. Meskipun demiki­an, ada inisiatif mereka untuk mendatangkan tokoh-tokoh muslim dari negerinya secara bergantian untuk memberikan pembinaan terhadap generasi mudanya yang lahir di perantauan AS.

Masyarakat Afrika muslim yang kemu­dian menjadi cikal bakal American black muslims, warga muslim paling awal dan su­dah merasa menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan AS. Mereka merasa ikut mendirikan AS dan memang betul-betul mencintai AS. Disusul kemudian etnik coklat seperti turunan Arab, Pales­tin, Yaman, Iran, Pakistan, India, Banglades, dan belakangan ras putih seperti China, terutama dari propinsi Xinjian, Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaisia, Pilipina, dan negara.

Pola migrasi mereka selain mengharapkan ke­merdekaan dari perbudakan, mereka juga ingin mendapatkan pembebasan dari negerinya yang bergejolak. Mereka mencari tempat yang aman ber­sama keluarganya dari berbagai konflik internal di negerinya. Sebagian mereka masuk eke AS seba­gai refuge, yaitu mereka meminta suaka dan per­leindungan di AS karena jiwanya dan keluarganya terancam di negerinya. Pelarian kelompok bertikai di Iran, Palestina, dan China paling awal menggu­nakan pola refuge untuk bertempat tinggal di AS.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya