Berita

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah/RMOL

Politik

Framing Lembaga Survei Adalah Bentuk Pelanggaran Hukum

KAMIS, 04 APRIL 2019 | 14:53 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Belakangan, sebagian besar lembaga survei dinilai lebih condong menelurkan riset yang menguntungkan salah satu paslon di Pilpres 2019.

Hal inilah yang kerap disoroti Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. Hasil riset yang seharusnya berdasarkan temuan fakta di lapangan, saat ini dinilai telah bergeser.

"Memang tugas mereka (lembaga survei) framing, bukan mencari fakta. Dibayar untuk framing bukan untuk mencari fakta," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (4/4).

Hal itu pula yang menjadi alasan bahwa setiap lembaga tak pernah terbuka soal asal-muasal pendanaan survei.

Di sisi lain, Fahri melihat kecenderungan lembaga survei saat ini makin ekstrem dengan 'melemahkan' kelompok tertentu berdalih riset guna kepentingan pemodal.

"Ada kecenderungan menggunakan hasil survei untuk meng-attack kelompok lain. Seperti yang saya dengar pemilih FPI telah beralih kepada Jokowi. Kan lucu, ya memang (lembaga survei) dibayarnya untuk framing," jelasnya.

Sadar akan fenomena itu, ia pun berpendapat jika lembaga survei harus dibenahi dengan aturan yang jelas. Mereka dinilai perlu mengumumkan kepada publik sumber dana yang didapat dalam setiap penyelenggaraan riset.

Selain itu, lanjutnya, lembaga survei juga harus memperjelas statusnya, apakah murni sebagai lembaga survei atau berbentuk konsultan politik.

"Kalau dia konsultan ya dia akan membuat frame.  Jadi kalau ada pemilih (responden) sedikit, (kemudian menyebut) FPI pilih Jokowi. Wah ini peristiwa besar seolah-olah orang sudah migrasi ke Pak Jokowi. Lalu kemudian mem-frame pemilihnya Pak Prabowo ini radikal, itu semua framing," jelasnya.

"Menurut saya itu ada pelanggaran hukumnya karena mau memanipulasi data dan juga kental persoalan etikanya," tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya