Berita

Pengamat hubungan internasional Tri Andika/Net

Politik

Pencapaian Kemlu Dalam Diplomasi Jangan Disamakan Dengan Kerja Presiden

RABU, 03 APRIL 2019 | 19:22 WIB | LAPORAN:

Pencapaian yang diperoleh Kementerian Luar Negeri dalam kinerja diplomasi tidak bisa disatukan dengan hasil kerja presiden.

Pasalnya, hasil kerja Kemlu sudah menjadi kewajibannya, berbeda dengan peran presiden sebagai pemimpin negara.

Demikian disampaikan pengamat hubungan internasional Mohamad Tri Andika menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo dalam Debat Pilpres 2019 putaran empat lalu. Di mana, Jokowi menyampaikan pencapaian hasil diplomasinya dengan menegaskan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar. Serta pencapaian-pencapaian lain seperti upaya Indonesia dalam menangani tragedi kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar dan menangani konflik antar faksi di Afghanistan.

Menurut Tri, pencapaian tersebut sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan Kemlu namun bukan hasil peran mandiri seorang presiden.

"Kebijakan luar negeri itu sederhananya terbagi menjadi dua yaitu kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh Kemlu, itu sifatnya business as usual. Siapapun presidennya pasti Kemlu selalu menjalankan fungsi-fungsi itu, fungsi advokasi, perlindungan, protokoler, diplomasi ekonomi, itu suatu peran politik yang memang sudah biasa dan menjadi SOP-nya Kemlu," papar Tri kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (3/4).

Dia mengamati, dalam debat capres lalu salah satunya membahas mengenai hubungan internasional. Di mana, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto telah menyampaikan kritik peran luar negeri yang seharusnya dijalankan oleh seorang presiden.

"Sehingga sangat aneh ketika Pak Jokowi dalam debat modal politik Indonesia modalnya dijawab dengan modal Islam (negara dengan penduduk muslim terbesar)," tutur Tri.

Tri berharap, siapapun yang memimpin, Indonesia harus menjadi pemain yang diperhitungkan baik di ASEAN, PBB dan dalam organisasi Islam internasional seperti OKI.

"Dan kehadiran panglima diplomasi (presiden) harus benar-benar muncul kembali jika memang Prabowo terpilih. Jika Pak Jokowi yang terpilih ya harus mengoreksi kelemahan-kelemahan yang terjadi selama ini di hubungan internasional, dia harus koreksi," papar Tri.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya