Berita

Jurubicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade/Net

Hukum

KPK Tidak Boleh Ragu Ungkap Cap Jempol Bowo Sidik Jika Terkait Pilpres

RABU, 03 APRIL 2019 | 12:45 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta mengusut tuntas dan mengumumkan kepada publik terkait temuan stampel "cap jempol" pada ratusan ribu amplop serangan fajar milik tersangka suap distribusi pupuk Bowo Sidik Pangarso yang akan digunakan untuk Pemilu 2019.

Sebab, politik uang menjelang pencoblosan 17 April nanti harus menjadi perhatian serius lembaga antirasuah.

Demikian disampaikan Jurubicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (3/4).


"KPK harus mengusut tuntas stempel cap jempol yang ada di amplop-amplop untuk serangan fajar Bowo Sidik itu. Itukan jelas politik uang," ujar Andre.

Bowo Sidik adalah calon legislatif DPR RI dari Partai Golkar di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah II. Pada Pilpres kali ini, Golkar mengusung paslon Jokowi-Maruf.

Terlebih, kata Andre, total uang dalam amplop itu jumlahnya mencapai Rp 8 miliar. Karenanya, KPK jangan ragu untuk mengungkap dan mengumumkan kepada publik motif dan latar belakang amplop yang simbolik dengan salah satu paslon di Pilpres itu.

"Sebagai suatu tindakan pencegahan korupsi dari 'politik uang', KPK tidak boleh ragu mengungkap jika ada kaitannya dengan Pilpres. Tentunya tidak mengesampingkan aspek hukumnya ya," kata Andre.

Andre juga menuturkan, terlepas dari Bowo Sidik Pangarso adalah kader partai Golkar yang juga bagian dari koalisi paslon nomor urut 01 Jokowi-Maruf, praktik politik uang semacam itu harus menjadi perhatian KPK secara serius dan segera mengumumkannya kepada publik.

"Patut diduga juga serangan fajar itu untuk Pilpres 2019. Oleh karena itu KPK harus menelusuri stampel cap jempol itu dan KPK harus menggaungkan jangan pilih Caleg atau Capres yang pakai politik uang," demikian Andre.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya