Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Angka Golput Membengkak, Jokowi Kalah

SENIN, 01 APRIL 2019 | 13:32 WIB | LAPORAN:

Dalam sejarah Indonesia, golongan putih pernah menjadi kekuatan politik menakutkan bagi penguasa.

Pengamat politik Bin Firman Tresnadi menjelaskan, Arif Budiman dan Arif Waluyo menjadi pencetus gerakan pada Pemilu 1971. Sebagai bentuk protes kaum terpelajar atas dominasi ABRI dalam menentukan arah bangsa.

"Tentu saja gerakan ini menimbulkan reaksi dari para pejabat negara kala itu, mulai dari Pangkopkamtib sampai Adam Malik mengatakan golput adalah golongan setan. Diskusi-diskusi tentang golput dibubarkan bahkan beberapa tokohnya ditangkap," paparnya kepada wartawan, Senin (1/4).


Menurut Bin Firman, 48 tahun kemudian golput kembali menjadi momok yang menakutkan bagi penguasa. Berbagi statement dari para petinggi negara berhamburan, bahkan Menko Polhukam Wiranto mengancam akan mempidana golput.

Jika dilihat statistik golput dalam pemilu pasca Reformasi 98, kecuali Pemilu 1999 angka golput selalu berkisaran di atas 20 persen. Faktor golput beragam mulai dari masalah teknis, apatis sampai yang bersifat politis. Walau demikian, reaksi dari penguasa tak seperti sekarang atau seperti masa Orde Baru.

"Golput dianggap sebagai angin lalu saja, toh seberapa pun tingginya angka golput tak akan membatalkan pemilu dan pemerintahan tetap bisa dibentuk pasca pemilu. Lalu kenapa sekarang reaksi dari pemerintah dan pendukungnya begitu berlebihan menanggapi golput," tanya Bin Firman.

Berbagai lembaga survei merilis kemenangan bagi pasangan Jokowi-Maruf. Akan tetapi angka elektabilitas tak pernah menyentuh titik aman 60 persen. Hal itu merupakan peringatan yang cukup keras bagi petahana.

"Kebijakan-kebijakan pemerintah selama 4,5 tahun ini sebetulnya yang menyebabkan elektabilitas Jokowi tak pernah menyentuh di atas 60 persen," jelas Bin Firman. 

Atas kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut, migrasi pemilih pun tak terhindarkan. Terutama dari masyarakat yang terkena dampak langsung seperti buruh yang dirugikan oleh PP 78, petani yang menjerit lantaran impor maupun masyarakat lain yang terpinggirkan akibat proyek infrastruktur. Belum lagi kasus korupsi di lingkaran Jokowi, menambah deret kekecewaan masyarakat.

Dalam situasi seperti itu, beberapa kelompok LSM mendeklarasikan golput. Pada Pemilu 2014, walaupun organisasi-organisasi tersebut tidak menyatakan dukungan terhadap Jokowi tapi tokoh-tokoh mereka hampir semuanya berdiri di belakang Jokowi.

"Tentu saja deklarasi golput tersebut menghantam telak kubu Jokowi dan membuat mereka meradang. Karena mereka sadar seruan golput akan disambut oleh masyarakat yang kecewa terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Dan membengkaknya angka golput berarti kekalahan Jokowi karena kita tahu selisih Jokowi dengan Prabowo pada Pilpres 2014 hanya sekitar 6,3 persen saja," imbuh Bin Firman yang juga direktur eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM).

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya