Berita

Edi Saputra Hasibuan/Net

Hukum

Lemkapi: Informasi Eks Kapolsek Perlu Didalami Propam Polri

SENIN, 01 APRIL 2019 | 11:54 WIB | LAPORAN:

Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) ikut angkat bicara menanggapi viral capture percakapan WhatsApp Grup polisi dukung Jokowi.

"Lemkapi berpandangan ada motif politik di balik beredarnya percakapan WhatsApp Grup yang seolah oleh itu adalah percakapan grup anggota Bhayangkara," kata Direktur Eksekutif Lemkapi, Edi Hasibuan kepada redaksi, Senin (1/4).

Edi mengacu perintah Kapolri Jendral Tito Karnavian yang jelas dan tegas sudah memerintahkan seluruh jajarannya bertugas netral dan profesional dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

"Kalau ada oknum yang mengaku diperintah kapolresnya, saya kira itu perlu didalami kebenaranya sebagai sumber informasi. Ini sangat perlu, untuk memastikan apakah ada motif politik di dalamnya dari pihak tertentu yang ingin  membawa-bawa Polri ke ranah politik atau mungkin ada motif lainnya," ujarnya. 

Apalagi, lanjut dia, kapolres yang bersangkutan sudah membantah dan bersumpah tidak pernah memberikan perintah kepada anak buahnya untuk mendukung capres tertentu.

"Kami melihat Polri netral dan profesional sesuai tugasnya sesuai perintah Kapolri. Yang isinya tidak boleh ada anggota Polri yang berpihak dan membantu capres tertentu," imbuhnya.
 
Lemkapi lanjut dia, mendukung sepenuhnya Polri mendalami informasi dan pengakuan anggota Polres Garut yang baru dimutasi itu agar tidak membuat masyarakat resah.

"Jika ada indikasi ada oknum yang melanggar supaya diberikan sanksi tegas, " tambah Edi.

Menurutnya, percakapan WAG yang belum jelas sumbernya itu agar ditelusuri. 

"Kita minta seluruh jajaran Polri hati-hati dalam menjalankan tugas. Kami paham walau polisi sudah menjalankan tugasnya profesional dan selalu menjaga netralitas dalam Pilpres 2019,  tapi di tahun politik ini harus dipahami, ada saja yg menilai kinerja Polri tidak netral. Apalagi kita tahu untuk menjaga 440 ribu personil Polri itu tidaklah mudah," ujarnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya