Berita

Ilustrasi survei/Net

Publika

Jelang Pilpres 2019, Survei Abal-Abal Pesanan Terus Bergentayangan II

SENIN, 25 MARET 2019 | 19:42 WIB | OLEH: TEUKU GANDAWAN

PERSIS dengan isi tulisan sebelumnya pada 21 Maret 2019 bahwa akan keluar hasil survei berikutnya yang menunjukkan bahwa setelah seolah suara Jokowi turun, akan kembali naik seperti sebelumnya dan ternyata itu memang terjadi. Jokowi-Maruf kembali dipersepsikan menguat elektabilitasnya. Baca: Jelang Pilpres 2019, Survei Abal-Abal Pesanan Terus Bergentayangan

Drama apa yang dimainkan? Drama seolah memang terjadi dinamika, terjadi naik turun persepsi dan elektabilitas, sehingga publik digiring untuk segera kembali percaya dengan framing yang sedang dibuat.

Pada tulisan pertama sudah diulas bagaimana tak ilmiahnya hasil survei Pilkada Jawa Tengah 2018 yang dilakukan lembaga, LSI Denny JA, Indo Barometer, Charta Politika, SMRC, Litbang Kompas dan Indikator.

Mereka nyatakan margin of error survei mereka hanyalah hingga 3 persen paling tinggi. Apa yang terjadi? Margin error mereka berkisar dari 82 persen hingga 217 persen. Jelas ini bukan karya ilmiah sama sekali. Ini lebih parah dari tebak-tebakan ala warung kopi.

Data faktual di Pilkada Jawa Tengah 2018 adalah Sudirman-Ida menurut KPUD Jawa Tengah meraih total suara 7.267.993 suara pemilih atau setara dengan 41,22 persen suara pemilih.

Menurut survei LSI Denny JA menyatakan pemilih Sudirman-Said nantinya hanya akan sekitar 13 persen suara pemilih. Indo Barometer menyatakan hanya 21,1 persen. Charta Politika hanya 13,6 persen, SMRC 22,6 persen, Litbang Kompas 15 persen dan Indikator 21 persen. Inilah fakta enam lembaga ini adalah lembaga survei abal-abal.

Untuk mempertegas keabal-abalan ini, mari kita lihat Pilkada Jawa Barat 2018. KPUD Jawa Barat mengumumkan hasil suara pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu mendapat 28,74 persen dukungan atau sama dengan 6.317.465 suara pemilih.

Sementara hasil survei lembaga abal-abal adalah sebagai berikut, LSI Denny JA 8,2 persen, Indo Barometer 6,1 persen, SMRC 7,9 persen, Poltracking 10,7 persen, dan Instrat 8,5 persen.

Semua dengan maksimum margin of error 3 persen juga. Hasil ini menyimpang ekstrim dengan angka KPUD yang 28,7 persen. Error berkisar antara 180 persen hingga 371 persen. Sungguh nyata abal-abalnya.

Lalu masih inginkah kita tertipu dengan framing yang dilakukan lembaga-lembaga survei yang sangat patut diduga merupakan lembaga-lembaga yang dapat pesanan dari pembayarnya?

Survei terakhir Charta Politica menyatakan elektabilitas Jokowi-Maruf sebesar 53,6 persen. Artinya 6 dari 10 orang, lebih memilih Jokowi-Maruf.

Dimana kita temukan itu? Hanya di wilayah basis massa Jokowi-Maruf. Sementara di jalan-jalan kita malah melihat kehadiran Jokowi-Maruf malah disambut oleh pendukung Prabowo-Sandi yang mengelu-elukan, "Prabowo...Prabowo...Prabowo…!”.

Penulis adalah Direktur Eksekutif Strategi Indonesia 

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

PDIP Minta Seluruh Kader Banteng Tenang

Kamis, 20 Februari 2025 | 23:23

Megawati Instruksikan Kepala Daerah dari PDIP Tunda Retret ke Magelang

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:43

Wujudkan Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan, Pemerintah Luncurkan FAST Programme

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:27

Trump Gak Ada Obat, IHSG Terseret Merah

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:26

Uchok: Erick Thohir Akali Prabowo soal Danantara

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:24

Hasto Ditahan, Megawati Tidak Menunjuk Plt Sekjen PDIP

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:21

Resmi Pimpin Banten, Andra Soni-Dimyati Diingatkan Jangan Korupsi

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:18

KPK Tahan Hasto, PDIP: Operasi Politik Mengawut-awut Partai

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:17

Hasto Ditahan, PDIP: KPK Dikendalikan dari Luar Melalui AKBP Rossa

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:16

Adityawarman Adil Apresiasi BSF CGM 2025: Gambaran Kekayaan Budaya Kota Bogor

Kamis, 20 Februari 2025 | 21:56

Selengkapnya