Berita

Politik

Habis Dipermalukan Mahathir, Rocky Gerung: Nah Dungunya Di Situ

MINGGU, 17 MARET 2019 | 18:45 WIB | LAPORAN: TUAHTA ARIEF

Aktivis dan ahli filsafat Rocky Gerung menginginkan agar presiden di masa mendatang dibedakan dengan presiden hari ini.  Yaitu mampu tidak presiden di masa mendatang membawa visi Indonesia ke depan dengan argumentasi yang kuat.

“Itu paling enggak yang saya inginkan dalam pertandingan politik hari ini. Dalam bidang diplomasi kemarin kita habis dipermalukan oleh Mahathir Mohammad. Bagaimana cara membantahnya lagi. Mosok, pernyataan Mahathir harus dibantah oleh pejabat setingkat dirjen administrasi umum. Loh yang bikin statement itu presiden dan yang bantah adalah dirjen, ngaco kan?,” kata Rocky Gerung.

Menurut Rocky, kalau ingin bikin diplomasi maka sebaiknya ajukan orang yang masih bisa dibantah dan jangan presiden sendiri yang bicara, kan, akhirnya tidak bisa dibantah.

“Mestinya menteri luar negeri yang ngomong, jika menlunya keliru maka presiden yang betulin. Sama seperti kasus soal pembebasan Abu Bakar yang batal, nah dungunya tuh di situ,” ungkap ahli filsafat dari Universitas Indonesia ini.

Rocky menilai, Mahathir Mohammad justru mengerti soal diplomasi. Kalau Mahathir mengoreksi statemen menteri luar negerinya maka itu tepat. Atau presiden Malaysia mengoreksi Mahathir itu tepat.

“Nah ini presiden sudah ngomong dan salah, masak dikoreksi dirjen. Busyet dah,” ujar Rocky.

Pada acara Workshop Nasional Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipublikasikan melalui jejaring Youtube, Rocky menegaskan, fenomena tersebut menunjukkan kekurangan konsep dalam memimpin bangsa, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Pemerhati politik ini tidak lagi melihat Indonesia sebagai leader di tingkat ASEAN, apalagi di tingkat global.
“Terus menerus, negeri ini mengalami defisit konsep dilihat dari politik dunia. Hal ini menjengkelkan sekaligus memalukan,” ujar dia.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kepala Daerah Tidak Ikut Retret: Petugas Partai atau Petugas Rakyat, Jangan Ada Negara Dalam Negara

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:27

Ketua DPRA Tuding SK Plt Sekda Permainan Wagub dan Bendahara Gerindra Aceh

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:01

Tumbang di Kandang, Arsenal Gagal Dekati Liverpool

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:43

KPK Harus Proses Kasus Dugaan Korupsi Jokowi dan Keluarga, Jangan Dipetieskan

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:23

Iwakum: Pelaku Doxing terhadap Wartawan Bisa Dijerat Pidana

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:59

Langkah Bupati Brebes Ikut Retret ke Magelang Tuai Apresiasi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:54

Tak Hanya Langka, Isi Gas LPG 3 Kg di Pagar Alam Diduga Dikurangi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:42

Dari #KaburAjaDulu hingga #IndonesiaGelap: Belajar dari Bangladesh

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:21

Wartawan Jaksel Pererat Solidaritas Lewat Olahraga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:58

PLN dan Wuling Siapkan Layanan Home Charging Praktis dan Cepat, Hanya 7 Hari

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:34

Selengkapnya