Berita

Agum Gumelar/Net

Publika

Agum's Eyewitness Testimony

RABU, 13 MARET 2019 | 17:36 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

LIMA tahun lalu, pas masa kampanye, Letnan Jenderal Agum Gumelar dan Jenderal Wiranto menyerang Pa Prabowo Subianto dengan isu "penculikan aktifis 98". Jokowi menang. Isu ini hilang. Muncul lagi di kampanye Pilpres 2019.

Video baru ceramah Letnan Jenderal Agum Gumelar beredar. Isinya sama. Menuding-nuding Pa Prabowo.

Sekarang, Letnan Jenderal Agum Gumelar adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Jokowi. Wajar dia bela bosnya. Subjektif. Terkesan maksain fakta. Keterangannya sudah dipatahkan Letnan Jenderal J. Suryo Prabowo lima tahun lalu.


Agum Gumelar tidak punya prestasi. Karir militernya melejit ke atas diduga karena mantu Jenderal Achmad Tahir.

Pilpres 2004, Agum Gumelar jadi Cawapres Hamzah Haz. Gagal. Cuma dapet 3 persen suara. Dari Cawapres turun jadi Calon Gubernur DKI Jakarta 2007. Gagal maning. Lalu tahun 2008, diusung PDIP sebagai Cagub Jawa Barat. Lagi-lagi gagal.

Pada tahun 1998, Letnan Jenderal Agum Gumelar menyabet gelar "Master" dari American World University.

Eh tahun 2005 Dikti Depdiknas melarang operasi universitas abal-abal ini. Sebabnya American World University ketauan melakukan praktik jual-beli gelar.

Dalam video terbaru yang diviralkan Jokower, Letnan Jenderal Agum Gumelar menyatakan tahu di mana aktivis 98 dibunuh dan dikubur.

Dahulu, Letnan Jenderal Agum Gumelar pernah fitnah Pa Prabowo naik pangkat 3 kali  dalam 1,5 tahun. Tidak minta maaf sekali pun pernyataannya dipatahkan fakta yang diungkap Mayor Jenderal Kivlan Zein.

"Prabowo naik pangkat pada tahun 78 setelah pemberontak Lambatto ditembak mati," kata Mayor Jenderal Kivlan Zen di Rumah Polonia.

Lagu lama Surat DKP yang sudah bonyok dihantam Letnan Jenderal J. Suryo Prabowo dinyanyikan kembali. Komnas HAM dan TGPF tidak menemukan korelasi antara pelanggaran HAM dan Pa Prabowo. Tapi Watimpres Agum Gumelar maksain realita.

Korban penangkapan seperti Andi Arif, Walujo Djati, Desmond J. Mahesa, Pius Lustrilanang membela Pa Prabowo.

Hanya Faisol Reza dan Aan Rusdianto yang nyerang. Keduanya pernah tercatat sebagai Caleg PKB.

Semua kesaksian Letnan Jenderal Agum Gumelar masuk kategori argument from ignorance atau mengutip istilah ahli Astrophysics Neil deGrasse Tyson sebagai "eyewitness testimony".

Sepanjang sejarah science, berdasarkan fakta empiris, the lowest form of evidence ya itu; eyewitness testimony.

Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak).

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya