Berita

Warga Uighur di Xijiang/Net

Dunia

Pakar Internet: Perusahaan China Lacak Pergerakan 2.5 Juta Warga Xinjiang

SENIN, 18 FEBRUARI 2019 | 22:22 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sebuah perusahaan pengawasan China melacak pergerakan setidaknya 2,5 juta penduduk di Provinsi Xinjiang, di mana mayoritas Muslim Uighur tinggal.
 
Hal tersebut diungkapkan oleh para ahli internet awal pekan ini.
 
Victor Gevers, dari kelompok nirlaba GDI.Foundation, yang mendukung internet terbuka, menemukan database online tanpa jaminan yang berisi nama, jenis kelamin, etnis, nomor ID, dan tanggal lahir penduduk di provinsi Xinjiang di China barat.
 

 
Dikabarkan The Guardian, data tersebut juga termasuk 6,7 juta titik lokasi "pelacak" yang telah dilewati warga dalam 24 jam terakhir, termasuk masjid, hotel, kantor polisi dan kafe. Pelacak dapat berupa kamera CCTV serta perangkat genggam yang dilengkapi dengan kamera atau pemindai ID.
 
Di wilayah Emin, pelacak di lima masjid di lima desa terdaftar sebagai "berhasil terdaftar". Basis data tersebut, oleh SenseNets Technology yang berbasis di Shenzhen, tampaknya telah dibuka dan diakses oleh siapa saja selama tujuh bulan terakhir.
 
“Solusi pengenalan wajah/verifikasi pribadi yang tidak aman ini dibangun dan dioperasikan hanya untuk satu tujuan. Ini adalah 'pelacak Muslim' yang didanai oleh otoritas China di provinsi Xinjiang untuk melacak umat Muslim Uyghur," kata Gevers di akun Twitternya.
 
China diketahui menghadapi kritik internasional yang berkembang atas kebijakannya di Xinjiang, setelah serangkaian serangan pada 1990an dan 2000an. Selama tiga tahun terakhir, para peneliti dan advokat percaya bahwa satu juta orang Uighur serta Kazakh, Hui dan minoritas Muslim lainnya telah ditangkap dan ditahan di kamp-kamp interniran.
 
Orang-orang di luar kamp juga diawasi dengan ketat, dengan kamera pengintai dipasang di desa, sudut jalan, masjid dan sekolah.
 
Sementara itu, komuter harus melalui pos pemeriksaan keamanan antara semua kota dan desa, tempat mereka menjalani pemindaian wajah dan pemeriksaan telepon. [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya