Berita

Foto: Net

Bisnis

Kurang Pendampingan, UMKM Indonesia Yang Go Digital Masih Minim

SELASA, 12 FEBRUARI 2019 | 12:56 WIB | LAPORAN:

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) digadang-gadang menjadi tonggak ekonomi Indonesia.

Namun di tengah perkembangan era digitalisasi kian melesat, UMKM Indonesia belum mampu memaksimalkan peluang dan potensi itu sebagai alat mengembangkan usahanya.

Hal itu ditegaskan pengamat ekonomi digital yang juga CEO PT Duta Sukses Dunia, Yudi Candra kepada wartawan di Jakarta, Selasa (12/2).

Menurutnya, hingga akhir tahun 2018, jumlah usaha mikro sebanyak 58,91 juta unit, usaha kecil 59.260 unit dan usaha besar 4.987 unit. Meski demikian, yang sudah go digital baru lima persen saja. Sisanya masih sangat konvensional dalam pengembangan usahanya.

"Kalau di Amerika sudah 90 persen yang sudah go digital, Indonesia baru sekitar 5 persenan saja," tegas Yudi.

Sejatinya menurut Yudi, ada beberapa faktor yang menyebabkan UMKM Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan usaha. Pertama permodalan, sumber daya manusia (SDM), dan ketiga menembus pasar.

"Itulah pentingnya UMKM melek media supaya mampu merambah pasar lebih luas," ujarnya.

Yudi menilai di tengah hiruk pikuk kemudahan promosi yang bisa dilakukan di media berbasis online seperti media sosial (medsos) kurang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM.

"Yang sadar dan tahu melakukan promosi melalui medsos masih sangat minim," tuturnya.

Hal itu lantaran minimnya pendampingan dari pemerintah akan pemahaman tentang digitalisasi, dan potensi media sosial sebagai sarana promosi.

"Masih sangat banyak sekali pelaku usaha yang belum membuat medsos, bahkan tidak sedikit pula yang sudah punya hanya saja tidak bisa mengoperasikan karena dibuatkan orang. Lantas bagaimana mereka bisa mempromosikan produknya kalau tidak punya akun atau tidak mengoperasikan medsos," paparnya.

Meski saat ini ada pendampingan dari pemerintah atau dari swasta maupun BUMN, namunlebih banyak asas kepentingannya.

"Contohnya saja pemerintah bikin program pendampingan  hanya sebatas program, swasta atau BUMN membuat seminar karena punya kepentingan untuk target bisnisnya," ujarnya.

Dia berharap pemerintah step by step mulai memberikan perhatian lebih terhadap UMKM nasional guna mendongkrak ekonomi nasional dan terlebih mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat luas.[wid]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya