Berita

Foto: Net

Dunia

Dilema Dunia Islam Menghadapi Masalah Suku Uighur Di Xinjiang

SENIN, 11 FEBRUARI 2019 | 12:00 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

ISU suku Uighur yang berdomisili di provinsi Xinjiang yang berada di wilayah Barat Laut China terus mendominasi media resmi di banyak negara muslim.

Perbincangan di media sosial tentu lebih seru dan lebih panas, sehingga tidak jarang menguras emosi, dan tidak jarang pula bermuara dengan demonstrasi atau unjuk rasa.

Media-media di negara-negara Barat mengangkat masalah ini dengan mengaitkannya dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Berbeda dengan media-media di dunia Islam yang mengaitkannya dengan penodaan terhadap nilai-nilai agama yang sangat dihormati dan dijunjung tinggi.

Para politisi di Barat maupun di dunia Islam, tampaknya memiliki sikap yang serupa. Sebagian bersikap keras, akan tetapi yang lainnya bersikap lunak, hati-hati, dan penuh kalkulasi.

Perbedaan sikap ini tidak bisa dilepaskan dari kepentingan nasional setiap negara, khususnya yang terkait dengan ekonomi.

Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump mengambil sikap paling keras, terbuka, bahkan boleh dibilang sangat agresif. Kebijakan ini paralel dengan perang dagang dan perang ekonomi yang sedang dikobarkannya.

Bahkan kini sudah meningkat ke tahap perang diplomatik dengan menangkap sejumlah warga negara China dengan tuduhan spionase, pencurian teknologi, atau pelanggaran hukum.

Pemerintah China kemudian membalasnya dengan tindakan serupa, menangkap dan menahan sejumlah pengusaha dan warga negara Barat saat mengunjungi atau berada di daratan China.

Kini timbul pertanyaan, apakah maraknya isu Uighur murni persoalan pelanggaran HAM atau pelanggaran terhadap nilai-nilai Islam? Tentu tidak mudah menjawabnya.

Bagi ummat Islam atau pemerintah dengan mayoritas penduduknya muslim perlu mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menyikapi masalah ini:

Pertama, jangan sampai dijadikan alat bagi mereka yang sedang bertarung dengan China.

Kedua, hubungan ekonomi, politik, sosial, dan budaya antara negara-negara Muslim dengan China yang baik selama ini jangan sampai terganggu.

Ketiga, pemerintah, ormas Islam, dan tokoh-tokoh Islam perlu membantu mencari jalan keluar masalah ini dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan diplomasi secara damai dan bijaksana.

Sementara bagi pemerintah China, harus proaktif dan mengambil inisiatif untuk meredam isu panas dan sensitif ini, apalagi telah bergulir cukup lama.

Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan: Pertama, dengan memberikan informasi yang objektif dan transparan, melalui berbagai media utama di dunia Islam. Kedua, para diplomat China perlu mendatangi ormas dan tokoh-tokoh Islam setempat untuk mendialogkan masalah ini. Ketiga, mengundang pimpinan ormas dan tokoh Islam untuk mengunjungi Xinjiang, agar mereka bisa melihat dari dekat situasi sebenarnya. Keempat, membuka akses lembaga-lembaga internasional baik yang berlatar HAM maupun agama untuk bisa mendapatkan informasi yang objektif, valid, dan transparan.

Dengan langkah-langkah di atas, tentu semua pihak akan diuntungkan, sekaligus menutup dengan rapat celah bagi mereka yang ingin mengail di air keruh. [***]


Pengamat Politik Islam dan Demokrasi


Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya