Berita

Budi Tjahjono/Net

X-Files

Mantan Dirut Jasindo Main Golf Pakai Duit Hasil Korupsi

Pengakuan Eks Kepala Divisi Keuangan
SENIN, 11 FEBRUARI 2019 | 09:51 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Mantan Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Budi Tjahjono menggunakan uang hasil korupsi untuk keperluan pribadi. Termasuk buat main golf.

Kelakuan itu dibeberkan Tisna Palwani, mantan Kepala Divisi Keuangan Jasindo saat dihadirkan sebagai saksi di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Tisna mengungkapkan, Jasindo kerap menggunakan agen 'bendera' dalam penutupan beberapa polis asuransi. Agen itu hanya dipinjam namanya.

Ia menyebutkan PT Permata Biru salah satu agen 'bendera' yang biasa dipakai Jasindo da­lam penutupan polis.

Jasindo pun mengeluarkan fee 15 persen untuk agen 'bendera'. Namun yang diberikan ke agen 'bendera' itu hanya 2,5 persen hingga 5 persen. Sisanya di­pakai untuk operasional kantor dan Budi.

"Penggunaannya seperti biaya entertain, rekreasi pegawai per­bankan Bank DKI, BRI, Bank Jabar, Banten, transportasi antar polis, makan siang outsourcing, beli snack dan biaya operasional Budi," beber Tisna.

Menurut dia, uang yang di­kumpulkan dari pembayaran fee ke agen 'bendera' mencapai puluhan juta per bulan.

Untuk menggali lebih dalam soal korupsi Budi, jaksa KPK menyinggung isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Tisna.

"Di BAP nomor 11, ibu jelaskanuang operasional yang diterima Budi tersebut puluhan juta saja tiap bulannya, yang biasanya tidak ada laporan per­tanggungjawabannya. Sering kali kegiatan yang dilakukan ada­lah bermain golf bersama relasi Jasindo. Benar?" tanya jaksa.

Tisna membenarkan isi BAP tersebut. Ia juga menambahkan 70 persen operasional kantor dibiayai uang pembayaran fee fiktif kepada agen 'bendera'.

Uang itu dibagi-bagikan ke­pada 20 staf Divisi Keuangan. Ada yang dapat Rp500 ribu sampai Rp 5 juta.

"Ada juga yang saya gunakan untuk makan-makan dan re­kreasi bersama staf. Kemudian sisanya diberikan kepada Budi," ungkapnya.

Jaksa menanyakan berapa uang yang diterima Budi. Tisna menye­but mencapai Rp 740 juta. "Saya biasanya separuhnya Pak. Berarti Rp 370 juta," ujar terus terang.

Tisna mengaku sudah mengembalikan semua uang yang pernah diterimanya. Bukan ke KPK tapi ke agen Jasindo. Anehnya lagi, pengembalian itu tanpa bukti tertulis.

"Akhir-akhir (jelang pensiun), agen-agen yang diambil feenya saya berikan pakai uang pribadi saya," kilahnya.

Dalam perkara ini, mantan Direktur Utama PT Jasindo Budi Tjahjono didakwa merugikan negara Rp 16,05 miliar dalam penutupan polisi asuransi migas di BP Migas 2010-2012 dan 2012-2014.

Perbuatan itu dilakukan ber­sama mantan Direktur Keuangan dan Investasi, Solihah, serta pengusaha Kiagus Emil Fahmi Cornain.

Modusnya, Budi melakukan pembayaran kepada agen Jasindo. Seolah-olah agen itu yang menangani penutupan polis. Padahal, penutupan po­lis tanpa menggunakan agen. Uang pembayaran agen lalu digunakan untuk kepentingan pribadi Budi.

Budi dinilai telah memperkaya dirinya Rp 3 miliar dan 662.891 dolar Amerika. Juga memperka­ya Kiagus Emil Fahmy Cornain Rp 1,3 miliar, dan Solihah 198.381 dolar Amerika.

Selain itu, perbuatan terdakwa memperkaya Deputi Keuangan BP Migas Wibowo Suseno Wirjawan alias Maman Wirjawan 10 ribu dolar Amerika.

Perbuatan Budi diancam pi­dana Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 juncto Pasal 18 UU Tindak Pidana Korupsi, juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1, juncto Pasal 64 ayat 1 KUHP. ***

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya