Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Kinerja Perdagangan Pertanian

MINGGU, 10 FEBRUARI 2019 | 10:09 WIB | OLEH:

PERTANIAN berasal dari budidaya dan ekstraktif dari tanaman dan hewan. Pertanian dalam arti luas terdiri dari tanaman pangan, buah-buahan, sayur-mayur, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Produk pertanian dibedakan dengan produk industri hasil pengolahan pertanian. Kemudian kegiatan perdagangan pertanian adalah kegiatan ekspor dan impor dari produk pertanian. Dengan demikian pengukuran kinerja perdagangan pertanian dibedakan dengan kinerja perdagangan industri hasil pengolahan pertanian.

Perdagangan komoditi nonmigas menggunakan kode HS dua digit dibedakan atas perdagangan pertanian, perdagangan industri hasil pengolahan pertanian, dan perdagangan non pertanian. Neraca perdagangan nonmigas menunjukkan surplus sebesar 13,71 miliar dolar AS tahun 2015. Kinerja surplus tersebut menurun menjadi sebesar 4,72 miliar dolar AS tahun 2018.

Peran ekspor industri pengolahan hasil pertanian terbesar adalah komoditi lemak dan minyak hewani maupun nabati, yang sebesar 18,66 miliar dolar AS (14,16 persen terhadap nilai ekspor nonmigas) tahun 2015. Peran tersebut menurun menjadi 18,76 miliar dolar AS (12,49 persen) tahun 2018. Keberadaan ekspor lemak dan minyak hewani maupun nabati dapat menimbulkan pengertian baru terhadap pengakuan surplus neraca ekspor pertanian. Surplus neraca perdagangan pertanian, yang sebenarnya disebabkan oleh peran ekspor industri pengolahan hasil pertanian. Ini lebih dekat sebagai kinerja Kementerian Perindustrian dibandingkan Kementerian Pertanian.


Peran ekspor produk pertanian terbesar ditunjukkan pada komoditi ikan dan udang. Komoditi ini menyumbang ekspor sebesar 2,66 miliar dolar AS tahun 2015. Peran ekspornya meningkat menjadi 3,02 miliar dolar AS. Komoditi ekspor ikan dan udang lebih dekat ke kinerja ekspor Kementerian Perikanan dan Kelautan  dibandingkan kinerja Kementerian Pertanian.

Sementara itu kinerja ekspor tanaman pangan yang besar tidak terlihat berdasarkan kode HS dua digit. Yang terlihat adalah kinerja impor tanaman pangan, yaitu gandum-ganduman. Impor komoditi ini sebesar 3,16 miliar dolar AS tahun 2015. Impor meningkat menjadi 3,5 miliar dolar AS tahun 2018.
Gandum adalah tanaman pangan yang sulit diproduksi di Indonesia, sehingga peningkatan impor gandum-ganduman dalam nilai yang besar menunjukkan bahwa produksi tanaman pangan di Indonesia, seperti beras, jagung, dan kacang kedele dilengkapi dan atau disubstitusi oleh keberadaan gandum-ganduman impor.

Tanpa pasokan gandum-ganduman bersumber impor, maka pengakuan swasembada beras dan jagung sebenarnya berpotensi terkoreksi oleh pasokan impor gandum-ganduman yang besar. Sementara itu kinerja Kementerian Pertanian antara lain terlihat pada perdagangan buah-buahan. Surplus neraca perdagangan buah-buahan sebesar 109,7 miliar dolar AS tahun 2015. Surplus berubah menjadi defisit neraca perdagangan buah-buahan sebesar minus 391,16 miliar dolar AS. Sayuran pun impor dari 0,56 miliar dolar AS tahun 2015 menjadi 0,6 miliar dolar AS tahun 2018.[***]

Penulis adalah peneliti INDEF dan pengajar Universitas Mercu Buana.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya