Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Terima Saja Bila Jokowi Dicatat Sejarah Sebagai Presiden "Jancuk"

RABU, 06 FEBRUARI 2019 | 02:33 WIB | LAPORAN: TUAHTA ARIEF

Ungkapan "Cak Jancuk" yang disematkan kepada Presiden Joko Widodo yang juga Capres 01 itu merupakan peyoratif pada masyarakat Jawa Timur. Dimana julukan itu awalnya menghina, tapi lama-kelamaan justru mendekatkan dan menghilangkan jarak.

"Jika Presiden kita, atau tepatnya Capres kita, 01, berkenan dengan julukan itu tak ada orang yang bisa melarang. Mungkin dengan begitu terbangun keakraban dalam penggunaan istilah semacam itu," kata pengamat politik Shohibul Anshor kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (5/2) malam.

Shohibul mencontohkan, pada masyarakat di wilayah Tanjung Balai, Sumatera Utara, ada istilah-istilah sedikit kasar di antara sesama teman akrab. Istilah tersebut tidak menyinggung, justru mempererat hubungan dan kedekatan.


"Saya kira, logika dari julukan itu ialah penciptaan chemistry hingga capres 01 seolah tak berjarak secara psikologis dengan pemilih di Jawa Timur," kata Shohibul.

Namun begitu, Shohibul mengajak warga Indonesia untuk memahami kenyataan bahwa Jokowi adalah satu-satunya presiden di Indonesia yang menerima julukan yang kasar.

"Tetapi lapang dadalah kita jika sejarah mencatat satu-satunya Presiden RI yang dijuluki dengan istilah itu ialah Joko Widodo," demikian Shohibul. [hta]





Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya