Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Penuntasan Dugaan Pelanggaran HAM 1998, Bagai Pungguk Merindukan Bulan

KAMIS, 17 JANUARI 2019 | 07:31 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

. Jelang debat Pilpres perdana dengan tema hukum, HAM, korupsi dan terorisme, nama capres nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali di hadapkan dengan isu kasus pelanggaran HAM masa lalu.

Buktinya, beredar kembali rekaman video lawas perbincangan antara almarhum Munir dengan Fadli Zon di salah satu stasiun televisi swasta jelang debat

Dalam video itu, Almarhum Munir menekankan bahwa tidak ada salahnya jika Prabowo bersaksi di pengadilan untuk mengungkap kasus ini agar terang benderang.


Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengutarakan jika merujuk pada surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), Prabowo Subianto diberhentikan tidak hormat dari militer karena dugaan masalah penculikan.

“Namun demikian dalam perkara ini yang diadili adalah anggota Tim Mawar saja. Sedangkan komandannya tidak pernah diadili? Siapa komandannya? Ya Pak Prabowo Subianto. Jadi, aneh kalau berharap penuntasan kasus tersebut jika dia jadi presiden. Itu sama saja meminta Prabowo mengadili dirinya, sendiri,” kata Karyono dalam elektroniknya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (16/1).

Karyono melanjutkan, dalam hal upaya penuntasan dugaan pelanggaran HAM di masa silam tentu saja kita harus berpijak pada ketentuan regulasi yang ada, yakni UU No 26/2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

Amanat dari Undang-Undang ini adalah sebagai penyelidik Komnas HAM, sedangkan Kejaksaan Agung sebagai penyidik dan penuntut.

"Sehingga, sebagai masyarakat sipil, mari kita terus dorong Komnas HAM dan Kejaksaan Agung agar segera menuntaskaan dugaan pelanggaran HAM penculikan 13 aktivis pro reformasi," tegas Karyono.

"Kita berharap Prabowo menuntaskan kasus penghilangan orang secara paksa nampaknya bagaikan pungguk merindukan bulan," imbuh Karyono. [jto]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya