Presiden Tayyip Erdogan mengatakan bahwa ia telah membahas zona aman yang akan didirikan Turki di dalam wilayah Suriah sepanjang perbatasan mereka dalam panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump hari ini (Selasa, 15/1).
Trump, yang mengumumkan akan menarik pasukan Amerika Serikat keluar dari Suriah timur laut bulan lalu, menyarankan dalam sebuah tweet pada hari akhir pekan kemarin untuk menciptakan zona aman, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Masalah zona aman, termasuk zona aman di sepanjang perbatasan Turki yang akan dibentuk oleh kami, masalah yang saya bawa sejak era Obama,diulangi lagi olehnya sejauh 20 mil," kata Erdogan kepada anggota Partai AK di parlemen.
Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa zona itu dapat diperpanjang melebihi 20 mil, tetapi tidak mengatakan seberapa jauh akan bisa diperpanjang.
Turki telah berjanji untuk mengambil alih perang melawan kelompok militan ISIS di Suriah setelah penarikan Amerika Serikat. Namun, perbedaan pahit antara Washington dan Ankara mengenai milisi Kurdi YPG telah memburuk pembicaraan antara kedua mitra NATO tersebut.
YPG telah menjadi sekutu utama Amerika Serikat dalam perang melawan ISIS. Namun Turki memandangnya sebagai organisasi teroris dan perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah melakukan pemberontakan selama puluhan tahun di Turki.
Panggilan telepon antara Trump dan Erdogn dilakukan setelah Trump mengancam Turki dengan kehancuran ekonomi jika pasukan Turki menyerang milisi YPG.
Ancaman Trump untuk menghancurkan ekonomi Turki juga memicu kekhawatiran di kalangan investor, dan menyebabkan lira turun sebanyak 1,6 persen awal pekan ini. Erdogan mengatakan dia dan Trump telah sepakat untuk meningkatkan hubungan ekonomi selama panggilan telepon mereka.
"Turki akan terus melakukan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini sejalan dengan semangat aliansi, asalkan hak dan hukum kita dihormati," katanya, seperti dimuat
Reuters.
[mel]