Berita

Nasaruddin Umar/Net

Membaca Trend Globalisasi (36)

Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Trend Jilbab (5): Wacana Jilbab Dalam Hadis

SENIN, 14 JANUARI 2019 | 08:03 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

Hadis yang berhubungan langsung dengan penggu­naan jilbab hanya ditemukan dalam dua hadis ahad, hadis yang diriwayatkan secara perorangan, bukan secara kolektif dan massif (masyhur atau mutawatir). Hadis per­tama bersumber dari Aisyah, Rasulullah bersabda: "Tidak diperkenankan seorang perempuam yang beriman kepada Allah dan Rasulnya jika sudah sampai usia balig menampakkan (anggota badannya) selain muka dan kedua tangannya sampai di sini", sambil menunjukkan setengah hasta.

Namun yang menjadi pembahasan kita ialah apakah jilbab itu merupakan bentuk standar pakaian muslim yang ditetapkan oleh Syari'ah atau hanya di antara spesies di antara beberapa jenis pakaian penutup aurat perempuan. Dalam suatu kesempatan, Nabi pernah mengumumkan akan memindahkan shalat 'Id dari masjid ke lapangan terbuka karena daya tampung masjid sudah tidak mampu menampung keseluruhan jamaah yang semakin bertambah populasinya. Seorang perempuan tiba-tiba bertanya kepada Nabi dengan mengatakan, bagaimana kami yang belum memiliki jilbab? Nabi menjawab dengan mengumumkan kepada kaum muslimah, siapa di antara kalian memiliki jilbab (pakaian luar menutupi kepala sampai kaki) lebih dari satu lembar hendaknya meminjamkan kepada saudara-saudaranya yang belum memiliki jilbab. Hadis ini mengisyaratkan banyak pemahaman. Bisa berarti saat itu tidak semua perempuan memiliki jilbab, berarti tidak atau belum wajib. Bisa juga berarti perempuan yang akan berkumpul dengan laki-laki di ruang terbuka sebaiknya menggunakan jilbab. Bisa juga berarti jilbab itu sudah wajib.

Hadis lain dari Daud yang diterima dari Aisyah, yang menceritakan ketika Asma binti Abi Bakr masuk ke rumah kediaman Rasulullah Saw, lalu Rasulullah mengatakan kepadanya: "Wahai Asma, sesungguhnya perempuan jika sampai usia balig, tidak boleh dipandang kecuali yang ini", sambil Rasulullah menunjukkan wajah dan telapak tangan­nya. 'Asymawi memberikan komentar kedua hadis di atas. Pertama, kedua hadis itu hadist ahad, bukan hadis mutawatir atau masyhur.


Berdasar dengan hadis ahad memang kon­troversi di kalangan ulama Ushul Fikih. Kedua, salahsatu hadis tersebut di-mursal-kan (jaringan penutur terputus) oleh Abu Daud, karena bersum­ber dari Khalid ibn Darik yang bukan hanya tidak mu'asharah (berjumpa), tetapi juga tidak ketemu (liqa') dengan Aisyah. Ketiga, hadis ini mulai populer pada abad ketiga hijriah dipopulerkan oleh Khalid ibn Darik, yang kemudian dimonumentalkan dalam Sunan Abu Daud. Keempat, kalau sekiranya hadis ini direpresentasikan pada umat Islam, maka se­jak awal jilbab menjadi tradisi kolektif keseharian (sunnah mutawatirah bi al-fi'l), bukannya dengan kualifikasi hadits ahad-mursal. Tradisi jilbab di kalangan sahabat dan tabi'in, menurut Asymawi, lebih merupakan pakaian adat istiadat, daripada ketaatan pada tradisi agama ('adah ijtima'iyyah laisa ittiba' li sunnah diniyyah).

Di tempat lain ia mengatakan jilbab lebih meru­pakan syiar politis daripada keniscayaan agama (al-hijab syi'ar siyasiy wa laisa fardlan diniyyan). Muhammad Syahrur dalam bukunya, Al-Kitab wa al-Qur'an, juga pernah menyatakan bahwa hijab hanya termasuk dalam urusan harga diri, bukan urusan halal atau haram (al-jilbab min bab al-haya' wa laisa min bab al-halal wal haram). Jauh sebel­umnya, di awal abad 19, Qasim Amin dalam Tahrir al-Mar'ah sudah mempersoalkan hal ini. Namun perlu ditegaskan bahwa meskipun berpandangan kritis terhadap jilbab tetapi mereka tetap mengidealkan penggunaan jilbab bagi perempuan. 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

Platform X Setor Denda ke Negara Atas Pelanggaran Konten Pornografi

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04

Prabowo Komitmen Tindak Tegas Pembalakan Liar di Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02

KPK Sebut Temuan BPK Soal Penyelenggaraan Haji Tahun 2024 Jadi Informasi Tambahan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43

Prabowo Pastikan Distribusi Pangan Jangkau Wilayah Bencana Terisolasi

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16

Cuaca Jabodetabek Cenderung Cerah Berawan di Akhir Pekan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01

Koalisi Permanen Perburuan Kekuasaan atau Kesejahteraan Rakyat?

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51

KPK Masih Telusuri Dugaan Alur Perintah Hingga Aliran Uang ke Bupati Pati Sudewo

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17

JEKATE Running Series Akan Digelar di Semua Wilayah Jakarta

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08

PAM Jaya Didorong Turun Tangan Penuhi Air Bersih Korban Banjir Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40

PKS Jakarta Sumbang Rp 1 M untuk Korban Bencana Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31

Selengkapnya