Berita

Ilustrasi/Net

Hersu Corner

”Visi Presiden” Jokowi, Strategi Manipulasi Kampanye?

MINGGU, 13 JANUARI 2019 | 22:53 WIB | OLEH: HERSUBENO ARIEF

AKHIRNYA ketahuan juga apa penyebab Jokowi sebagai capres tak mau memaparkan visi misi yang difasilitasi KPU. Rupanya Jokowi sudah merasa pasti menang pada Pilpres 2019.

Malam ini melalui sejumlah stasiun televisi nasional Jokowi memaparkan visinya sebagai presiden. Agak aneh sebagai presiden, dia memaparkan visinya di akhir masa jabatan.

Lazimnya yang memaparkan visi misi adalah seorang kandidat capres. Melalui pemaparan visi misi, pemilih bisa menilai, apakah dia layak dipilih kembali atau tidak.

Untuk seorang presiden yang akan mengakhiri jabatan,  yang tepat adalah evaluasi sepanjang masa jabatannya. Bukan malah mengumbar janji baru. Di Amerika Serikat disebut sebagai presidential approval rating. Atau level persetujuan publik terhadap kinerja seorang presiden.

Pilihan Jokowi untuk memaparkan visinya ini agak janggal. Tapi pasti ada strategi besar yang tengah dia siapkan. Ini semacam strategi “mengakali” aturan KPU dan Bawaslu.

Pertama, dengan memilih memaparkan visi misi sebagai presiden, maka Jokowi tidak terkena aturan larangan melakukan blocking time seperti diatur dalam Peraturan KPU Tahun 23 Tahun 2018 tentang kampanye pemilihan umum. Sementara sebagai capres Jokowi akan terkena larangan tersebut.

Kedua, atas nama seorang presiden, dia bisa menggunakan seluruh saluran televisi nasional. Kalau toh hitung-hitungannya komersial, karena berkaitan dengan biaya air time, Jokowi bisa membebankan anggarannya kepada negara.

Ketiga, dengan menggunakan saluran TV sebagai seorang presiden, Jokowi mendapatkan kemewahan yang tidak bisa dimiliki oleh Prabowo sebagai kompetitornya. Setiap saat dia bisa mengakses TV, Prabowo tidak. TV saat ini merupakan media yang paling efektif  sebagai alat kampanye, karena menjangkau pemirsa yang sangat luas di seluruh Indonesia.

Tampaknya model kampanye terselubung semacam ini akan dilakukan berkali-kali. Malam ini Jokowi memaparkan visinya dalam episode infrastruktur. Selanjutnya dia akan memaparkan visi-visi lain yang menjadi andalan jualannya dalam kampanye.

Keempat, dengan memaparkan visinya sebagai presiden, Jokowi mencoba mengirim pesan dan membangun kepercayaan diri bahwa dia sudah pasti akan kembali memenangkan Pilpres. Strategi ini bisa mengundang kecurigaan, Jokowi akan menggunakan segala macam cara untuk memenangkan pilpres. Apapun caranya, dia harus menang.

Kelima, dengan pola kampanye semacam ini Jokowi tampaknya sudah memutuskan untuk tidak melibatkan Ma’ruf Amin all out berjuang sendirian memanfaatkan seluruh fasilitasnya sebagai seorang presiden.

Apakah kampanye terselubung Jokowi itu melanggar aturan? Terpulang kepada KPU dan Bawaslu untuk menilainya. Yang jelas kampanye model begini melanggar serta mengabaikan nalar dan akal sehat publik.

Dalam pilpres, penilaian publik jauh lebih penting dan menentukan dibanding penilaian KPU dan Bawaslu. Publik sudah lebih cerdas dan kritis. Bila salah mengelolanya, alih-alih mendapatkan simpati. Publik bisa semakin antipati. [***]

Penulis adalah pemerhati ruang publik. Artikel ini dikirim untuk Kantor Berita Politik RMOL

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya