Berita

Politik

Dilema Beban Debat Pilpres

SABTU, 05 JANUARI 2019 | 12:30 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

DEBAT kandidat presiden bagian dari kultur demokrasi. Tahun 1960, Debat televisi antara John F. Kennedy dan Richard Nixon disaksikan 70 juta orang. Kennedy mencukur Nixon dengan kalimat "not ready for prime time".

Gerald Ford tumbang karena salah ucap "Soviet Union didn't dominate Eastern Europe". Ronald Reagan di atas angin dengan slogan "there you go again" kepada Jimmy Carter.

Paslon Ko-Ruf nomor 1 over defensif menghadapi debat Pilpres.


Mungkin, keringat dingin mengucur setiap kali mereka membayangkan debat melawan Prabowo-Sandi. Makanya mereka menolak Rosy, Karni iLyas, Bambang Wijoyanto dan tidak mau presentasi visi-misi.

"Petahana rasa penantang," kata Sudirman Said. "Penantang lebih pede tidak keberatan atas apapun," lanjutnya.

Mestinya, Joko-Maruf tidak perlu kuatir. Sekalipun menurut James Stimson dari UNC, debat capres mengubah hasil polling tetapi angkanya hanya 2.3 poin. Tidak berarti saat survei Denny JA menyatakan Paslon Ko-Ruf No. 1 unggul 24 persen dari Prabowo-Sandi. Kocak...!!

Biar Tim Paslon Ko-Ruf No. 1 semakin percaya diri, ada baiknya dikutip hasil riset Harvard's Sunshine Hillygus dan Stanford's Simon Jackson yang menemukan negative effects atas undecided voters pada debat Al Gore tahun 2000. Menurut mereka, efek debat itu sangat lemah, and at worst nonexistent.

Kekalahan final Paslon Ko-Ruf No.1 bukan pada debat capres. Tetapi bisa dijelaskan dengan Lima Axioma William L. Benoi. Dan ini sangat penting. Bang Sandi mesti baca.

Ke-Lima Axioma Benoi itu adalah "Voting is a comparative act, Candidates must distinguish themselves from opponents, Distinguish Political campaign messages, Acclaiming-attacking-defending, policy and character".

Selama lima tahun, Joko Widodo telah menyatakan siapa dirinya, janji-janji, policy dan karakternya.

Planga-plongo dan usia tua adalah "a deadly combination card". Plus, inkonsistensi sikap Kyai Maruf menambah kerusakan elektabilitas.

Seputar policy, Jokowi mudah diserang. Puluhan janji kampanye 2014 yang tidak ditepati membuat his future plans dan general goals menjadi tidak valid. Rumusan singkatnya "past deeds, future plans, and general goals".

Rumus "G2=C+JK" artinya hanya Chebong yang percaya kepada orang yang terbukti umbar janji kampanye dan tidak ditepati sama dengan Go-block kuadrat. [***]

Penulis adalah kolumnis dan aktivis Komunitas Tionghoa Anti-Korupsi (Komtak)

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya