Berita

Syafti Hidayat/Net

Politik

Aktivis ProDem: Pemecatan Said Didu Ancaman Serius Demokrasi

Rezim Jokowi Harus Diakhiri
SABTU, 29 DESEMBER 2018 | 09:57 WIB | LAPORAN:

. Pemecatan M. Said Didu dari posisi komisaris PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menunjukkan bahwa rezim Joko Widodo anti kritik.

Untuk itu, Jokowi sapaan akrab politisi PDIP ini harus dijegal untuk memimpin Indonesia di periode kedua.

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) Syafti Hidayat mengatakan, jika benar Said Didu dipecat atas dasar "tidak sejalan" dengan kebijakan pemerintah dalam hal divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI), maka itu merupakan sesuatu yang sangat tidak etis.


"Tidak etis. Ini menunjukkan rezim ini anti kritik," ujar Syafti Hidayat saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (29/12).

Permintaan agar Said Didu dicopot disampaikan langsung oleh PT Inalum (Persero) yang merupakan pihak "pemborong" ke-51,2 persen saham PTFI senilai 3,85 miliar dolar AS. Usul PT Inalum disampaikan dalam sepucuk surat benomor 930/L-Dirut/XII/2018 yang ditujukan kepada Pimpinan RUPS Luar Biasa PTBA.

Adapun mengenai Said Didu disebutkan dalam surat itu, diberhentikan "karena sudah tidak sejalan dengan aspirasi dan kepentingan Pemegang Saham Dwi Warna". Namun tidak dijelaskan lebih rinci.

Untuk diketahui, Said Didu termasuk dalam kelompok tokoh yang tidak sungkan mengkomentari pembelian 51,2 persen saham Freeport Indonesia itu.

Mencermati fakta-fakta tersebut, Syafti menilai pemecatan Said Didu sebagai bukti bahwa rezim Jokowi lebih otoriter dibandingkan dengan rezim orde baru. Makanya, Jokowi harus dikalahkan pada Pilpres 2019.

"Ini ancaman serius bagi demokrasi di Indonesia. Rezim anti kritik dan anti demokrasi ini harus diakhiri," tutup dia. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya