Swafoto di lokasi bencana/The Guardian
Kegemaran banyak orang Indonesia untuk melakukan selfie atau swafoto di manapun berada, menjadi sorotan tersendiri di media internasional.
The Guardian (Rabu, 26/12) mengangkat "ulah" sejumlah orang yang tampak asik mengambil foto bersama dan swafoto di lokasi bencana tsunami yang menerjang pantai di Banten.
Tampak empat orang wanita yang mengenakan jilbab dengan warna berbeda besiap dengan ponsel mereka. Satu di antara mereka menunjukkan tanda perdamaian dengan mengacungkan dua jari. Mereka menunjukkan ekspresi terbaik mereka, dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
Hal tersebut sebenarnya merupakan pemandangan biasa yang umum dilakukan banyak orang ketika hendak berswafoto. Namun yang berbeda adalah, mereka berswafoto dengan latar belakang sebuah lahan yang masih tergenang banjir di mana bangunan rata dengan tanah dan mobil serta peralatan pertanian hancur berantakan pasca diterjang tsunami Selat Sunda akhir pekan kemarin.
Data terbaru menunjukkan bahwa tsunami yang datang secara tiba-tiba itu telah menyebabkan 429 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya masih belum ditemukan.
Sejak bencana melanda dan menghancurkan sebagian pesisir pantai Banten, banyak pihak berdatangan, mulai dari pejabat, petugas penyelamat, petugas bantuan, media, hingga para pencari swafoto.
Mereka yang termasuk kategori terakhir adalah orang-orang yang sengaja datang ke lokasi bencana untuk mengabadikan momen dengan mengambil foto dan swafoto dan, pada umumnya, membagikannya ke sosial media.
Salah seorang wanita yang mengambil swafoto di lokasi itu, Solihat, mengaku bahwa dia telah menempuh perjalanan dua jam ke lokasi dari Cilegon. Dia dan teman-temannya datang untuk memberikan bantuan berupa sumbangan pakaian untuk orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat tsunami.
"Foto itu ada di Facebook sebagai bukti bahwa kita benar-benar di sini dan memberikan bantuan," katanya.
Wanita berusia 40 tahun itu mengatakan bahwa foto-foto dia ambil untuk menunjukkan betapa hancurnya lokasi pasca diterjang tsunami
"Gambar kehancuran akan mendapatkan lebih banyak suka (like). Mungkin itu karena itu mengingatkan orang untuk bersyukur," tambahnya,
Ketika ditanya The Guardian soal apakah pantas mengambil swafoto di lokasi bencana di mana kemungkinan banyak jasad masih belum ditemukan, dia menjawab bahwa semua itu tergantung pada niat.
"Itu tergantung pada niat Anda. Jika Anda mengambil swafoto untuk pamer, maka jangan lakukan itu. Tetapi jika Anda melakukannya untuk berbagi kesedihan dengan orang lain, tidak apa-apa," tambahnya.
[mel]