MASYARAKAT, termasuk masyarakat Indonesia, kerap kali inkonsisten dalam menggunakan bahasa.
Misalnya masyarakat Indonesia semula menggunakan kata “seronok†dalam makna sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu menyenangkan hati; sedap dilihat (didengar dan sebagainya) yang dilengkapi contoh kalimat: dalam dunia keronggengan ini suara pesinden itu sama-sama seronok dan menarik hati.
Namun suasana positif di dalam kata 'seronok' kerap kali berubah menjadi negatif karena digunakan dalam makna berlawanan dengan kata 'senonoh' sehingga makna 'seronok' menjadi 'tidak senonoh'.
Seronok
Seronok Istilah seronok digunakan untuk misalnya mengritik busana penyanyi dangdut yang dinilai tidak senonoh. Akibat lebih sering digunakan dalam arti negatif ketimbang positif maka makna kata 'seronok' menjadi lebih popular dalam arti 'tidak senonoh'.
Masyarakat Indonesia beda dengan masyarakat Malaysia yang masih konsisten menggunakan kata 'seronok' dalam makna menyenangkan hati atau sedap dilihat meski busana biduanita dangdut yang dinilai tidak senonoh oleh sebagian orang (terutama kaum perempuan) yang tidak menyukainya maka menganggapnya sebagai tidak sedap dipandang bisa saja dinilai senonoh oleh sebagian orang (terutama kaum lelaki) yang menyukainya.
Perbedaan selera berdasar gender memperumit pemaknaan kata 'seronok' dalam makna yang sebenarnya benar alias tidak keliru namun dianggap tidak benar alias keliru akibat melenceng dari makna yang sebenarnya benar alias tidak keliru menjadi keliru alias tidak benar.
Canggih Nasib tak menentu kata 'seronok' setara dengan nasib kata 'canggih'.
Semula kata canggih ketika masih ditulis dengan ejaan lama = tjanggih sebenarnya bermakna tidak terlalu positif yaitu cerewet atau bawel.
Perempuan lanjut usia yang cerewet beresiko disebut sebagai nenek tjanggih. Namun setelah masa ejaan baru tiba di mana kata tjanggih kemudian ditulis menjadi canggih, akibat seorang pejabat tinggi di Jakarta menggunakan istilah canggih untuk memuji teknologi termutakhir maka lambat namun pasti masyarakat Indonesia penganut aliran manut penguasa merubah makna kata canggih dari tidak terlalu positif menjadi sangat positif yaitu banyak mengetahui atau berpengalaman (dalam hal-hal duniawi) bahkan bergaya intelektual.
Menarik adalah sikap ikut-ikutan inkonsisten Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memaknakan kata canggih sebagai 1 banyak cakap; bawel; cerewet; 2 suka mengganggu (ribut); 3 tidak dl keadaan yg wajar, murni, atau asli; 4 Tek kehilangan kesederhanaan yg asli (spt sangat rumit, ruwet, atau terkembang): teknik elektronika yg canggih ; 5 banyak mengetahui atau berpengalaman (dlm hal-hal duniawi); 6 bergaya intelektual.
Di alam kemerdekaan plus demokratis jamanow, Anda berhak asasi memilih makna mana yang akan Anda gunakan. MERDEKA!
[***]
Penulis adalah pendiri Pusat Studi Kelirumologi