Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Pemerintah Diminta Ganti Kurikulum 2013

SENIN, 17 DESEMBER 2018 | 21:53 WIB | LAPORAN:

Pemerintah diminta dapat mengubah materi Kurikulum 2013 (K-13) yang dinilai sudah ketinggalan zaman sehingga tidak bisa meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

"Kurikulum 2013 itu masanya sudah lewat. Kalau dicermati, isi K-13 sama dengan kurikulum dunia internasional pada 2001," kata pengamat pendidikan Indra Charismiadji kepada wartawan, Senin (17/12).

Menurutnya, K-13 hanya mengajarkan siswa tentang HOTS (higher order thinking skills), namun tidak mengajari siswa bagaimana cara meraih penalaran tingkat tinggi.


Saat di Indonesia tengah berkutat dengan HOTS, siswa lain di dunia sudah melaksanakan STEAM. STEAM diajarkan sejak 2019, di mana seluruh bidang ilmu terintegrasi.

"Kalau dihitung-hitung, pendidikan di Indonesia sudah tertinggal 17 tahun dengan luar negeri. Tahun 2001 dunia internasional sudah mengenal HOTS dan 2009 menerapkan STEAM, di Indonesia baru heboh di 2018," ujar Indra.

Untuk mengejar ketertinggalan, pemerintah harus memiliki kurikulum STEAM. Dengan STEAM, apa yang diajarkan kepada siswa akan dipakai ketika lulus. Sebab, siswa menguasai beberapa mata pelajaran kemudian menjadikannya suatu produk yang bernilai jual.

"Mau tidak mau harus ada kurikulum STEAM. Makanya lewat Indonesia STEAM Week 2019 disosialisasikan pembelajaran informatika berbasis STEAM kepada para edukator di seluruh Indonesia. Sekaligus diberikan pelatihan kepada para edukator mengenai konsep pembelajaran STEAM," papar Indra.

Adapun, Indonesia STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) Week 2019 diluncurkan di Kantor Kemendikbud, Jakarta pada Jumat lalu (14/12). Merupakan kolaborasi PT Bianglala Charisma Candrabirawa dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI), Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), The Association of National & Private Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), dan beberapa organisasi pendidikan lain. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya