Berita

Foto/Net

Astaga! Ribuan Hektare Sawah Dihapus Dari Data

Data BPN Diduga Banyak Yang Error
KAMIS, 13 DESEMBER 2018 | 10:10 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Validitas data luas baku sawah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) diragu­kan. Banyak daerah dianggap nol. Padahal Penyumbang utama beras.

Pasalnya, sejumlah kecama­tan di berbagai provinsi yang selama ini selalu menyumbang beras utama di daerahnya, malah dinihilkan. Alias dianggap nol. Dugaan ketidakakuratan data BPN ini, mengancam kelang­sungan hidup para petani di perdesaan.

Di Sumatera Utara, salah satunya. Sejumlah kecamatan yang selama ini menyumbang beras di wilayahnya, luas lahan sawah­nya dinyatakan 0. Di Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhan Utara, sawahnya menyusut 100 persen.

Padahal data luas sawah di daerah ini pada 2016 oleh Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) seluas 9.846 hektare. Kemudian di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai juga demikian. Luas lahan sawahnya yang sebelumnya seluas 3.982 hektar hilang entah berantah.

Terparah di Kabupaten Labuhan Utara. Dua kecamatan­nya, yakni Kualuh Hilir dan Kualuh Leidong dipastikan tidak memiliki sawah oleh BPN. Padahal jika ditotal luas sawah baku milik BPS 2016 seluas 20.500 hektar. Data BPS sangat fatal. Sebab nyatanya seluruh kecamatan tersebut masih memi­liki sawah.

Kepala Dusun Serbaguna, Desa Kualabangka, Kecamatan Kuala Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara Sumatera Utara, Dualan tidak habis pikir jika wilayahnya oleh BPN disebut tidak memiliki sawah.

Dualan memastikan luas lahan sawah di dusunnya saja mencapai 100 hektar lebih. "Ngaco kalau desa kami tidak ada sawah. Ini dari nenek moyang kami sudah ada sawah di sini," kata . Tidak ada yang kurang," katanya.

Petani di Desa Terjun Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Purnomo juga keberatan desanya dianggap tidak memi­liki sawah. Sebab, sebagian masyarakat di daerahnya sejak dulu menggantungkan kehidupannya dari pertanian. "Ini irigasi kami saja, termasuk bagus. Karena ada bantuan dari pemerintah. Karena irigasinya bagus, panen kami juga sangat baik," katanya.

Purnomo khawatir kehidupan para petani di desanya yang kini semakin baik akibat data BPN, membuat bantuan pemerintah tidak akan sampai ke desanya. "Kami ini setiap tahun bisa panen dua kali. Kalau sawah kami tidak dihitung, bagaimana nanti kami dapat bantuan? Sawah kami jan­gan dianggap nggak ada, Pak," cemasnya. ***

Populer

BANI Menangkan Anak-Anak Soeharto, OC Kaligis: Kami Gugat dan Lawan

Selasa, 03 Desember 2024 | 15:57

Jokowi Tekor Ratusan Miliar di Pilkada Jakarta

Senin, 02 Desember 2024 | 01:26

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Lebih Mulia Dagang Es Teh daripada Dagang Agama

Rabu, 04 Desember 2024 | 06:59

Indahnya Seragam Warna Cokelat

Sabtu, 30 November 2024 | 09:37

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

UPDATE

PLN Padamkan Listrik 90 Ribu Pelanggan di Sukabumi dan Cianjur

Kamis, 05 Desember 2024 | 04:00

153 Mustahik Ikuti Operasi Katarak Gratis

Kamis, 05 Desember 2024 | 03:35

Hingga Dini Hari Kebakaran TPA Bakung Bandar Lampung Belum Padam

Kamis, 05 Desember 2024 | 03:15

Copot Gus Miftah Menggema di X

Kamis, 05 Desember 2024 | 03:05

Dana KJP dan KJMU Tahap II Cair Mulai 6 Desember

Kamis, 05 Desember 2024 | 02:39

Kisah Prabowo Diejek saat akan Hilangkan Korupsi dan Kemiskinan

Kamis, 05 Desember 2024 | 02:11

Miris! Gus Miftah Baru Minta Maaf Usai Ditegur Mayor Teddy

Kamis, 05 Desember 2024 | 02:01

Potensi Ancaman Bencana di Sukabumi Masih Ada

Kamis, 05 Desember 2024 | 01:35

Prabowo Dapat Ancaman saat Gulirkan Program Makan Bergizi Gratis

Kamis, 05 Desember 2024 | 01:16

Banjir dan Longsor di Sukabumi, Satu orang Meninggal

Kamis, 05 Desember 2024 | 01:00

Selengkapnya