WAKTU terus berjalan maka jaman terus berubah. Perubahan zaman juga mengubah ilmu pengetahuan yang terus menerus lestari berkembang maka berubah tanpa henti seirama dengan perubahan zaman.
Soloensis
Di masa saya masih duduk di bangku SMA, guru sejarah saya mengajar saya tentang Homo erectus soloensis sebagai hominid atau manusia purba yang diperkirakan hidup di kawasan tepi sungai Bengawan Solo purba pada Zaman Batu Tua atau Paleolitikum semasa dengan jenis manusia purba lainnya seperti Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus.
Fosil-fosil Homo Erectus Soloensis ditemukan di Ngandong (Blora), Sangiran, dan Kecamatan Sambungmacan (Sragen) oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald antara tahun 1931 sampai 1933.
Berdasar pengukuran dengan metode thermolumineskensa pada tahun 2011, para arkeolog untuk sementara memperkirakan fosil Homo Erectus Soloensis berusia antara 143.000 hingga 550.000 tahun. Perkiraan itu tentu saja masih akan berubah sesuai perkembangan teknologi dan metode pengukuran usia artefak dan fosil.
Floresiensis Pada masa tahun 60-an abad XX tentu saya belum tahu bahwa kemudian pada awal abad XXI ditemukan fosil-fosil jenis manusia purba lain di Indonesia yang disebut sebagai Homo Floresiensis sebab ditemukan di Liang Bua, Flores.
Homo Floresiensis adalah nama yang diberikan oleh kelompok peneliti untuk spesies dari genus Homo, yang memiliki tubuh dan volume otak kecil, berdasarkan serial subfosil sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya membatu dari sembilan individu yang ditemukan.
Kesembilan sisa-sisa tulang itu menunjukkan postur paling tinggi sepinggang manusia modern sekitar 100 sentimeter maka popular dengan sebutan Hobbit manusia kerdil dari legenda
Lord of The Rings.
Polemik
Para pakar antropologi dari tim gabungan Australia dan Indonesia berargumen dengan menggunakan berbagai ciri-ciri, baik ukuran tengkorak, ukuran tulang, kondisi kerangka yang tidak memfosil, serta temuan-temuan sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya.
Masih sengit diperdebatkan mengenai apakah kekerdilan Homo Floresiensis akibat penyakit atau tidak. Usia serial kerangka ini (untuk sementara) diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.
Mengenai kebenaran sejarah dan arkeologi, masyarakat awam memiliki hak demokratis untuk percaya atau tidak kepada pernyataan mereka yang dianggap dan menganggap diri mereka sebagai ilmuwan atau ahliwan. Maka sampai masa kini di Amerika Serikat masih ada masyarakat yang percaya bahwa bentuk planet bumi tidak bulat.
[***]
Penulis adalah pembelajar perkembangan ilmu pengetahuan