Berita

Foto/Net

Penyerapan Tenaga Kerja Lokal Terkesan Ngambang

Tidak Transparan, KEK Arun Dipertanyakan
SENIN, 26 NOVEMBER 2018 | 09:45 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah diminta membuka kebutuhan tenaga kerja lokal yang akan diserap dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe, Aceh.
Tuntutan ini dinyatakan tokoh muda kota Lhokseumawe, Muhammad Agung Rezky Afonna. Dia mempertanyakan kes­impangsiuran rencana realisasi KEK Arun Lhokseumawe. Terutama dalam penyerapan tenaga kerja.

Menurut Agung, sejak awal persentase pemakaian tenaga kerja lokal harus disepakati, seh­ingga tidak menimbulkan kisruh ke depan. Namun, hingga kini, belum ada kejelasan mengenai hal tersebut.


"Entah bagaimana master plan bisnisnya, regulasinya. Mungkin hanya segelintir orang yang tahu. Padahal KEK Arun berkaitan orang banyak. Seharusnya masyarakat Aceh juga tahu regu­lasinya secara menyeluruh. Agar masyarakat bisa mempersiapkan diri ikut andil dalam KEK Arun," tutunya.

Lebih lanjut, Pembina Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Lhokseumawe ini menerangkan, banyak pihak asing yang ingin menaruhmodal besar di KEK Arun Lhokseumawe. Namun, jika PT Patriot Nusantara Aceh (PATNA) belum juga mengatur atau mempublikasikan regulasi yang jelas ke­pada masyarakat dan pemodal, ditakutkan KEK Arun tidak berjalan baik.

Apalagi diketahui, isi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2017 tentang KEK Arun juga melemahkan ke­wenangan Pemerintah Aceh. Agung yang juga Plt Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Lhokseumawe itu menyatakan, Pemerintah Aceh hanya memegang saham 25%. Pemerintah Aceh tidak memiliki hak mengelola sendiri sumber dayanya.

"Apakah mungkin KEK Arun Lhokseumawe dapat mense­jahterakan masyarakat Aceh? Atau hanya menguntungkan segelintir pihak saja?" ujar Agung.

Pengusaha muda Aceh ini mengingatkan, banyak pihak asing yang ingin berinvestasi dengan harapan menuai laba. Di sisi lain, masyarakat lokal juga ingin mengambil peran di KEK Arun untuk mencapai kesejahteraan.

Jika regulasinya tidak jelas dan tidak transparan, atau malah jika diketahui KEK Arun akan mengecewakan masyarakat Aceh, tidak menutup kemung­kinan akan lahir pemberontakan baru di Aceh untuk menuntut keadilan di KEK Arun. "Bisa jadi nantinya masyarakat Aceh menolak KEK Arun tersebut," ujarnya.

Agung berharap, dikarenakan KEK Arun Lhokseumawe itu juga berkaitan urusan modal yang besar, juga perlu tenaga kerja profesional dan tenaga kerja lokal yang tidak sedikit. Karena itu, owner usaha francise Black Castle ini menegaskan, diperlukan regulasi secara me­nyuruh untuk mengatur.

"Dibuat tidak untuk menguntungkan pihak-pihak terten­tu saja. Sehingga masyarakat Aceh juga menerima KEK Arun Lhokseumawe seperti yang di­harapkan," katanya.

Agung mengingatkan, pe­merintah hendaknya menghin­dari pergolakan dan reaksi dari masyarakat Aceh atas kehadiran KEK Arun Lhokseumawe itu. Karena itu, transparansi dan keterlibatan masyarakat lokal harus diakomodir.

Dia menolak jika jatah tenaga kerja lokal yang akan diserap di KEK itu hanya 300 ribu orang. Kondisi itu pasti akan menim­bulkan gejolak dan perlawanan dari masyarakat Aceh.

"Daripada nanti menimbulkan gejolak baru, KEK Arun lebih baik ditiadakan saja. Perlu diin­gatkan, jika yang di-follow up hanya penyerapan tenaga kerja mencapai 30.000 orang, namun regulasi kepastian pemakaian tenaga kerja lokal tidak jelas, buat apa? Bubarkan saja KEK. Masyarakat Aceh sudah lelah berharap," pungkas Agung. ***

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya