Berita

M. Romahurmuziy/Net

Politik

Diingatkan, Orde Baru Gunakan Kedok Demokrasi Pancasila Untuk Memberangus Lawan

JUMAT, 23 NOVEMBER 2018 | 17:36 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Pernyataan salah satu tim sukses Prabowo-Sandi, Titiek Soeharto yang ingin membawa Indonesia ke era kepemimpinan orde baru (Orba) jika Prabowo-Sandi terpilih disayangkan banyak kalangan.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy mengaku punya pengalaman traumatik saat zaman Orba.

Sebagai anak keluarga PPP saat Orba, karena ibunya (almarhumah) Umroh Mahfudoh pernah menjabat sebagai Ketua DPW PPP Yogyakarta, Rommy pernah mengalami teror.


Saat musim kampanye, rumahnya sudah biasa diserang dan diteror. Bahkan di tahun 1987, Rommy sering dikawal oleh Gerakan Pemuda Kabah (GPK) saat akan berangkat sekolah karena adanya ancaman penculikan.

Masih sangat segar dalam ingatan Rommy, rumah mereka sering diserang setiap masa kampanye. Menurutnya, yang menyerang tentu saja adalah kekuatan-kekuatan Orde Baru dengan partai politinya saat itu.

"Bahkan salah satu petugas full timer di kantor DPW PPP Yogyakarta, yaitu Agung Syahida dibunuh pada tahun 1982," cerita Rommy dalam keterangan tertulis, Jumat (23/11).

Kenangan masa lalu ini jelas dia bisa saja terulang jika kepemimpinan ala Orba kembali dimunculkan di zaman reformasi seperti saat ini. Sehingga wacana tersebut sangat membahayakan.

Di zaman Orba, masih kata Rommy, seluruh lawan politik dikerdilkan, termasuk PPP. Orba menggunakan kedok Demokrasi Pancasila untuk membenarkan tindakan mereka.

"Pemerintahan saat itu menggunakan kedok demokrasi Pancasila. Jadi atas nama demokrasi Pancasila, yang mereka lakukan pertama adalah memberangus seluruh kekuatan lawan politik yang ada. Bahkan sampai penghilangan nyawa," ujar Rommy.

Titiek Soeharto yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya dalam sejumlah kesempatan menyampaikan bahwa dia rindu dan memimpikan Indonesia kembali ke era Orba. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya