Berita

Dedi Mulyadi/Net

Politik

Pemerintah Harus Pecat PNS Yang Tidak Setuju Ideologi Pancasila

SENIN, 19 NOVEMBER 2018 | 12:29 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Pemerintah harus berani memberhentikan Pegawai Negeri Sipil yang menolak ideologi Pancasila. Tata ulang seleksi mental ideologi para abdi negara sangat penting dilakukan.

"Seleksi mental ideologi pada aparatur negara harus ditata ulang. Jangan sampai muncul pemberontakan justru berasal dari dalam," ujar Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi di Purwakarta, Senin (19/11).

Menurutnya, Indonesia berada di tengah-tengah dua pemahaman besar. Pemahaman radikalisme yang berasal dari timur tengah dan liberalisme dari barat saling berebut pengaruh yang akibatnya menimbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat.


"Radikalisme itu antitesa dari liberalisme," katanya.

Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin Jawa Barat itu mengatakan, Indonesia memiliki paham kulturalisme yang sudah tertanam sejak dulu.

"Kini, sudah saatnya kedua kutub pemahaman yang berasal dari luar tersebut bersatu, dan sama-sama menjunjung paham kulturalisme yang berbasis pada sendi-sendi kehidupan yang ber-Pancasila. Paham yang selaras dengan alam dan lingkungan," tuturnya.

Data soal PNS tidak setuju ideologi Pancasila disinggung Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Soedarmo. Ia menyebut 19,4 persen PNS di Indonesia tidak setuju dengan ideologi Pancasila. Penolakan terhadap Pancasila di kalangan pegawai negeri jadi penyebab lemahnya ketahanan nasional.

Data 19,4 persen PNS yang anti Pancasila dikutip dari survei Alvara Research yang dilakukan 10 September sampai 5 Oktober 2017 di 6 kota yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar. Survei mengambil 1.200 responden dengan kalangan PNS, swasta/profesional dan di BUMN, dengan rentan usia 25-40 tahun. Selain kalangan pekerja, Acara juga melakukan Alvara juga melakukan survei terhadap 1.097 reseponden yang berasal dari golongan milenial di 33 provinsi di Indonesia.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya