Berita

Joko Widodo/Net

Politik

Jokowi Jangan Malu Minta Maaf Gagal Tunaikan Janji

SENIN, 19 NOVEMBER 2018 | 10:23 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Presiden Joko Widodo diminta untuk tidak malu meminta maaf kepada rakyat lantaran terbukti tidak mampu merealisasikan sejumlah program yang pernah dijanjikannya.

Permintaan tersebut disampaikan Ketua Umum Komite Persatuan Nasional-Ganti Presiden (KPN-GP) 2019, Yudi Syamhudi Suyuti, melalui pesan elektronik kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (19/11).

Dua janji yang belum direalisasikan Jokowi, sebut Yudi, adalah mengangkat pegawai honorer menjadi PNS dan menaikkan tunjangan kinerja TNI-Polri hingga 70%.

Janji Jokowi mengangkat pegawai honorer menjadi PNS sempat dituangkan di Piagam Perjuangan Ki Hajar Dewantoro yang digagas anggota DPR dari PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka pada 2016. Adapun janji menaikan tunjangan kinerja TNI-Polri disampaikan Jokowi di tahun yang sama saat berbicara di Mabes Polri.

"Jokowi sebaiknya menjelaskan soal janjinya yang belum direalisasikan ini. Ada apa dan kenapa tidak bisa dijalankan," kata Yudi.

"Kita tahu pada kenyataannya neraca keuangan APBN saat ini defisit. Tentu tidak mudah menepati janji tersebut. Tapi persoalannya, Jokowi pernah berjanji dan rakyat menunggunya. Jokowi perlu mempertanggungjawabkannya," sambung dia.

Janji seorang pemimpin, kata Yudi mengingatkan, bukan sekedar janji karena menyangkut banyak orang dan menyangkut kepercayaan.

"Ini soal Trust. Sebaiknya jika tidak mampu melaksanakan janji, Jokowi sampaikan permintaan maaf secara terbuka bahwa dirinya sebagai presiden tidak mampu melaksanakannya. Bisa saja Jokowi menyampaikan janji tidak bisa dilaksanakan karena suatu hal. Jelaskan saja ke rakyat dan TNI-Polri dengan terbuka," papar Yudi.

Pernyataan maaf Presiden Jokowi merupakan bentuk pertanggung jawaban pada rakyat. Permintaan maaf akan membuat Jokowi lebih terhormat dibandingkan acuh dengan apa yang sudah dijanjikan. Penilaian rakyat akan buruk pada Jokowi.

"Jokowi punya pilihan: tepati janji atau minta maaf tidak bisa merealisasikannya. Jokowi tidak perlu berpikir macam-macam. Soal akan dipilih atau tidak dipilih lagi, itu bukan substansinya sebagai presiden saat ini. Karena rakyat butuh pemimpin yang jujur," tukas Yudi Syamhudi.[dem]

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

Jokowi, KKP dan BPN Paling Bertanggung Jawab soal Pagar Laut

Senin, 27 Januari 2025 | 13:26

PDIP: Pemecatan Ubedilah adalah Upaya Pembungkaman KKN Jokowi

Jumat, 31 Januari 2025 | 10:11

UPDATE

Kebijakan Bahlil Ugal-ugalan Bikin Susah Rakyat

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:27

Bahlil Dampingi Prabowo Bertemu JK di Istana

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:23

Legislator PKB Bingung Bulog DKI Mau Serap Ribuan Ton Beras

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:13

BPH Curhat soal Dana Rp50 Miliar Masih Nyangkut di Kemenag

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:02

Dewan Kebon Sirih Apresiasi Bantuan Modal UMKM Buat Program MBG

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:51

Kompromi Trump Basa-Basi, Dolar AS Masih di Atas Rp16.300

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:50

Pengecer Bisa Jual LPG 3 Kg, Eddy Soeparno: Prabowo Mendengar Aspirasi Masyarakat

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:47

Ferry Juliantono Dorong Alumni Fresh Unpad Buktikan Ilmu ke Rakyat

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:45

UU BUMN Sah, DPR: Penunjukan Direksi Tetap Domain Kementerian BUMN

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:29

Tidak Mau Disalahkan, Bapanas Sebut Kebijakan Impor Daging Ranah Kementan

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:28

Selengkapnya