Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Belajar Dari Malaysia Dan Maladewa, Rakyat Memilih Pemimpin Anti Dominasi China

MINGGU, 18 NOVEMBER 2018 | 10:30 WIB | OLEH: TEGUH SANTOSA

Setelah Malaysia kini Maladewa memperlihatkan bahwa sebagian besar rakyat akan memilih pemimpin yang menolak dan melawan dominasi negara lain, khususnya Republik Rakyat China (RRC) di dalam negeri.

“Pemimpin-pemimpin yang dimenangkan rakyat adalah yang menolak dominasi China,” ujar peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP) Gede Sandra, Minggu pagi (18/11).

Komentar singkat Gede Sandra itu adalah respon atas kemenangan Ibrahim Mohamed Solih dalam pemilihan presiden di Waladewa, sebuah negara kepulauan kecil di Samudera India.

Ibrahim dilantik kemarin (Sabtu, 17/11). Selama masa kampanye Ibrahim dengan terang-terangan mengatakan dirinya akan mengakhiri kolonialisme China. Sebesar 80 persen utang luar negeri Maladewa adalah pada China.

Di Malaysia, hal yang kurang lebih sama sudah terjadi lebih dahulu.

Mahathir Mohamad yang kini kembali menjadi Perdana Menteri negeri jiran sejak awal memperlihatkan rasa khawatirnya pada kebijakan pemerintahan terdahulu yang sangat pro China.

Setelah berkuasa, Mahathir berusaha keras memperbaiki arah ekonomi Malaysia dengan mengkoreksi kebijakan pro China yang diperlihatkan Muhammad Najib.

Mahathir bukan anti China, melainkan anti dominasi China. Ia tidak ingin memutuskan hubungan dengan China, melainkan membangun hubungan antara kedua negara dengan semangat saling menguntungkan dan tidak mau menggadaikan kedaulatan.

Salah satu proyek yang ingin dibatalkan Mahathir adalah pembangunan jalur kereta Pantai Timur sepanjang 688 kilometer yang menurutnya hanya akan menguntungkan pihak China.

Sikap Malaysia dan Maladewa untuk meninjau ulang kontrak kerjasama dengan China ada benarnya juga.

Kasus yang mengerikan terjadi di Sri Lanka, juga di Samudera India, tak jauh dari India dan Maladewa.

Awalnya, Sri Lanka menerima dengan tangan terbuka berbagai paket bantuan yang ditawarkan China, termasuk pinjaman murah untuk membangun Pelabuhan Magampura Mahinda Rajapaksa di Hambantota.

Hambantota yang berada di sisi selatan Sri Lanka merupakan daerah yang kurang berkembang dan rawan bencana.
 
Bulan Desember tahun lalu pemerintah Srilanka akhirnya “angkat tangan” dan menyerahkan pengelolaan Pelabuhan Magampura Mahinda Rajapaksa  itu kepada China selama 99 tahun. Konsesi ini dinilai sepadan sebagai pengganti utang sebesar 1 miliar dolar AS pada China.

Perdana Mentri Sri Lanka, Ranil Wickremsinghe, menghadiri upaya penyerahan pengelolaan pelabuhan itu kepada China. [guh]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya