Berita

Ilustrasi/Net

Hukum

PILPRES 2019

Usut Tuntas Dugaan Money Politics Cukai Rokok!

JUMAT, 16 NOVEMBER 2018 | 19:50 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak untuk mengusut dugaan suap di balik batalnya kenaikan cukai rokok. Ada dugaan suap terkait kepentingan Pilpres 2019.

"KPK perlu mengusut tuntas apakah dugaan money politics itu benar adanya atau tidak? Jika benar harus diproses hukum," kata Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya'roni melalui pesan elektronik kepada Kantor Berita Politik RMOL malam ini (Jumat, 16/11).

Dugaan money politic di balik pembatalan kenaikan cukai rokok dibongkar ekonom Universitas Indonesia yang juga Dewan Pakar Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Faisal Basri.


Berbicara di acara workshop jurnalis yang diadakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/11), Faisal mengatakan ada money politics di balik batalnya kenaikan cukai rokok karena pemilik rokok Marlboro, Philip Morris, selalu hadir dalam pembahasan cukai melalui public relation (PR) dan berapa grup Djarum membiayai Jokowi.

Perhitungan Faisal Basri, pembatalan kenaikan cukai rokok di kisaran 10% per tahun bisa membuat potensi kehilangan penerimaan cukai sebesar Rp 16,55 triliun dari target APBN 2019 sebesar Rp 165,5 triliun. Baca: klik di sini

Sya'roni yang juga caleg Partai Gerindra Dapil Jateng II yang meliputi Demak, Jepara dan Kudus menekankan KPK jangan diam. Lembaga anti rasuah harus segera melakukan penyelidikan.

"KPK bisa menjadikan informasi yang disampaikan Faisal Basri sebagai pintu masuk untuk menindaklanjuti kasus ini. Bila buktinya cukup KPK hendaknya menjadikan kasus ini sebagai kejahatan korporasi," tukas Sya'roni.[dem]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Pernyataan Ferry Irwandi Sangat Tidak Etis dan Berbahaya

Minggu, 07 Desember 2025 | 23:55

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Dinas LH Harus Bertanggung Jawab Buntut Sopir Truk Meninggal Kelelahan

Senin, 08 Desember 2025 | 14:12

Taiwan dan Omega Taiyo Bersinergi Perkuat Manufaktur Cerdas Indonesia

Senin, 08 Desember 2025 | 14:12

Prabowo Tambah Anggaran Bencana Provinsi Rp20 M dan Kabupaten Rp4 M

Senin, 08 Desember 2025 | 13:57

KPK Ngaku Miliki Kajian soal Dugaan Illegal Logging di Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 13:56

Menyingkap Sisi Politik di Balik Kenaikan Harga Beras

Senin, 08 Desember 2025 | 13:45

Cek Tanggul

Senin, 08 Desember 2025 | 13:38

PKB Seleksi Calon Ketua DPW Lewat Tes Berlapis

Senin, 08 Desember 2025 | 13:30

100 Musisi Gelar Konser Amal untuk Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 13:28

KPK Digugat Gegara Bobby Nasution

Senin, 08 Desember 2025 | 13:23

VinFast Gelontorkan Rp8,3 Triliun Bangun Pabrik Baru

Senin, 08 Desember 2025 | 13:22

Selengkapnya