Berita

Hari Pahlawan-Maulana/Net

Politik

Kemerdekaan Bukan Hadiah Tapi Pengorbanan, Maka Wajib Dijaga Dan Dirawat

SABTU, 10 NOVEMBER 2018 | 13:28 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Majelis Ulama dan Umara Nusantara (Maulana) memperingati Hari Pahlawan Nasional 2018. Maulana memperingatinya dengan haul untuk para pendiri bangsa dan dialog kebangsaan.

Acara digelar di Gedung Joang 45, Jakarta pada Jumat malam (9/11), dengan dihairi Ketua Masjid Raya KH. Hasyim Asy'ary Jakarta, KH. Zuhri Yakub, pengasuh Ponpes Misbahul Munir, KH. Misbachul Munir, perwakilan umat Buddha, Bante Damakaro, dan Ketua Umum Maulana sendiri, KH. Nurul Yaqin Ishak.

"Kami menggelar acara ini untuk mengenang jasa para pahlawan, para pendiri bangsa, dan para pejuang yang telah mengorbankan jiwa raganya untuk kemerdekaan negara yang kita cintai ini, dan meneladani perjuangan dan pengorbanan mereka," kata KNY biasa ia disapa.


"Pengorbanan mereka bukan hanya fisik, tapi juga non fisik, mengenyampingkan egoisme sektoral mereka, tidak mentang-mentang mayoritas muslim kemudian mereka mendirikan negara Islam tetapi negara berdasarkan kesepakatan sesama anak bangsa," lanjut KNY seperti dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, bisa dibilang dengan jiwa besar almaghfurllah KH. Abdul Wahid Hasyim merelakan tujuh kata dalam Piagam Jakarta, demi menjaga dan memelihara keutuhan bangsa dan negara.

"Kemerdekaan kita ini bukan hadiah dari Jepang atau Belanda tetapi kemerdekaan NKRI ini dengan tetesan darah, pengorbanan jiwa dan raga, itu sebabnya kita mempunyai kewajiban menjaga dan merawat bangsa ini," pungkas KNY.

Perwakilan dari Umat Buddha Indonesia (Walubi), Bante Damakaro yang turut hadir sebagai narasumber juga mengajak masyarakar Buddhis untuk menjaga dan memelihara persatuan dan keutuhan Indonesia dengan cara saling tolong menolong.

"Kami kaum Buddha sangat menyadari bahwa kami sangat minoritas sangat sedikit, namun kami selalu mengarahkan meski sedikit kami terus ingin berperan semampu kami, seperti halnya kami lakukan memberikan bantuan korban bencana di Lombok dan Palu. Yang kami tekankan kepada masyarakat buddhis, mari inilah cara kita berperan aktif untuk menjaga dan melestarikan kebersamaan untuk mewujudkan Indonesia yang kita harapkan dan kita inginkan yaitu dengan saling menolong," kata Bante.

Ketua Masjid Raya KH. Hasyim Asy'ari Jakarta, KH. Zuhri Yakub menggambarkan situasi saat ini sama dengan kondisi pada tahun 1947

"Buat kita orang-orang NU, NKRI harga mati, kita ini sedang diutak-atik dan ini menjadi ancaman serius bagi bangsa, hari ini kita berhadapan kelompok yang kita sebut kelompok intoleran, kelompok yang sedang memaksakan kehendak ideologi mereka, kondisi ini persis seperti tahun 1947 terancam perpecahan sebagai sebuah bangsa dan ini menjadi pengulangan sejarah, ini ujian bagi kita maka menjadi penting memperingati hari pahlawan kita bisa mengambil tauladan bagaimana menghargai orang lain toleran dengan perbedan, hidup berdampingan secara damai dan mengambil semangat dalam perjuangan," tegasnya.

Kalau tidak, Kiai Zuhri melanjutkan, konflik-konflik besar bisa saja terjadi dan ini mengancam keutuhan kita sebagai bangsa. Ini persoalan serius, permasalahan ini sudah menyentu pada ideologi.

"Kita sedang menghadapi dua masalah besar permasalahan kebangsaan dan kaumatan, permasalahan kebangsaan baik di dalam negeri dan dari luar negeri yang harus kita hadapi, permasalahan keumatan bentrok antar umat beragama dan antarintenal agama itu sendiri. Maka ini adalah persoalan keumatan setiap tokoh agama mempunyai kewajiban domainya para pemimpin agama. Kita selaku umat dan masyarakat mari kita jaga keutuhan dan kebersamaan kita dalam merawat bangsa dan negara Indonesia," pungkasnya. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya