Berita

Arief Poyuono/RMOL

Politik

Politik Tuyul Dan Politik Babi Ngepet Lebih Mengerikan Dari Politik Genderuwo

SABTU, 10 NOVEMBER 2018 | 08:18 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mewanti-wanti adanya "politik tuyul" di Pilpres 2019. Politik tuyul yang dimaksud adalah yang suka copet dan menghilangkan suara pada kotak kotak suara di KPU daerah, PPK dan PPS.

"Politik tuyul biasanya sering digunakan oleh incumbent di setiap perhelatan pemilihan umum," kata Arief dalam keterangannya tertulis, Sabtu (10/11).

Menurutnya, politik tuyul terstruktur dan masif sekali dalam mencuri suara dan merubah suara. Biasanya dimulai dari memframing opini di media massa dengan mengunakan lembaga survei, dan propaganda kinerja incumbent yang palsu, serta melakukan kegiatan pemerintahan sambil bagi-bagi sembako sebagai sajennya kepada masyarakat.


Langkah berikutnya mengacau jumlah DPT pada saat Pilpres, dan kemudian mengunakan peralatan IT yang dipakai "tuyul' untuk nyedot dan ngilangin suara.

"Semua itu agar si politik tuyul bisa leluasa diterapkan oleh incumbent," terang Arief.

Ditambahkannya, ada juga "politik babi ngepet" dengan strategi mendekati dan mengesek-gesek pihak-pihak yang bisa diajak nyolong dan ngerubah hasil suara pemilu.

Jelas Arif, "politik tuyul" dan "politik babi ngepet" lebih mengerikan dari "politik genderuwo" yang dikatakan Presiden Joko Widodo bisa nakut-nakuti, dan mengkhawatirkan serta menciptakan kebencian di Masyarakat, sebab politik tuyul dan politik babi ngepet ini sama saja nipu rakyat selama lima.

"Saya sudah mencium adanya gelagat akan ada politik tuyul dan politik babi ngepet pada Pemilu 2019 kayaknya," sebutnya.

Untuk itu masyarakat diimbau untuk waspada dan mengecek apakah namanya terdaftar di DPT atau tidak, juga mengawasi jalannya pemilihan di TPS, perhitungan suara dari tingkat TPS hingga KPU daerah.

Sementara untuk menangkal politik tuyul dan politik babi nngepet yang sering digunakan para incumbent dalam pemilu pihaknya akan menyiapkan lebih banyak saksi mulai dari tingkatan TPS hingga KPU daerah, serta perangkap untuk tuyul dan babi ngepet yang di suruh tuannya mencuri dan merubah hasil suara pilihan masyarakat. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya